Sistem Tanam Paksa
anam Paksa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Cultuurstelsel (atau secara kurang tepat diterjemahkan sebagai Tanam Paksa) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi semacam pajak.
Pada prakteknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Belanda. Wilayah yang digunakan untuk praktek cultur stelstel pun tetap dikenakan pajak. Warga yang tidak memiliki lahan pertanian wajib bekerja selama setahun penuh di lahan pertanian.
Tanam paksa adalah era paling eksploatatif dalam praktek ekonomi Hindia Belanda. Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yang pada jaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia-Belanda pada 1835 hingga 1940.
Akibat sistem yang memakmurkan dan menyejahterakan negeri Belanda ini, Van den Bosch selaku penggagas dianugerahi gelar Graaf oleh raja Belanda, pada 25 Desember 1839.
Daftar isi
* 1 Sejarah
* 2 Kritik
o 2.1 Kritik kaum liberal
o 2.2 Kritik kaum humanis
* 3 Dampak di bidang pertanian
* 4 Pranala luar
Sejarah
Graaf Johannes van den Bosch, pelopor tanam paksa
Pada tahun 1830 pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelah terlibat perang Jawa terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur Jenderal Van den Bosch mendapat izin khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) dengan tujuan utama mengisi kas pemerintahan jajahan yang kosong, atau menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.
Sistem tanam paksa berangkat dari asumsi bahwa desa-desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah, yang biasanya diperhitungkan senilai 40% dari hasil panen utama desa yang bersangkutan. Van den Bosch ingin setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanam komoditi ekspor ke Eropa (kopi, tebu, dan nila). Penduduk dipaksa untuk menggunakan sebagian tanah garapan (minimal seperlima luas, 20%) dan menyisihkan sebagian hari kerja untuk bekerja bagi pemerintah.
Dengan mengikuti tanam paksa, desa akan mampu melunasi utang pajak tanahnya. Bila pendapatan desa dari penjualan komoditi ekspor itu lebih banyak daripada pajak tanah yang mesti dibayar, desa itu akan menerima kelebihannya. Jika kurang, desa tersebut mesti membayar kekurangan tadi dari sumber-sumber lain.
Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa.
Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis. Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.
Bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sistem ini berhasil luar biasa. Karena antara 1831-1871 Batavia tidak hanya bisa membangun sendiri, melainkan punya hasil bersih 823 juta gulden untuk kas di Kerajaan Belanda. Umumnya, lebih dari 30 persen anggaran belanja kerajaan berasal kiriman dari Batavia. Pada 1860-an, 72% penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Oost Indische atau Hindia Belanda. Langsung atau tidak langsung, Batavia menjadi sumber modal. Misalnya, membiayai kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Kas kerajaan Belanda pun mengalami surplus.
Badan operasi sistem tanam paksa Nederlandsche Handel Maatchappij (NHM) merupakan reinkarnasi VOC yang telah bangkrut.
Akibat tanam paksa ini, produksi beras semakin berkurang, dan harganya pun melambung. Pada tahun 1843, muncul bencana kelaparan di Cirebon, Jawa Barat. Kelaparan juga melanda Jawa Tengah, tahun 1850.
Sistem tanam paksa yang kejam ini, setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan di Belanda, akhirnya dihapus pada tahun 1870, meskipun untuk tanaman kopi di luar Jawa masih terus berlangsung sampai 1915. Program yang dijalankan untuk menggantinya adalah sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870.
Kritik
Wolter Robert baron van Hoëvell, pejuang Politk Etis
Serangan-serangan dari orang-orang non-pemerintah mulai menggencar akibat terjadinya kelaparan dan kemiskinan yang terjadi menjelang akhir 1840-an di Grobogan,Demak,Cirebon. Gejala kelaparan ini diangkat ke permukaan dan dijadikan isu bahwa pemerintah telah melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap bumiputra Jawa. Muncullah orang-orang humanis maupun praktisi Liberal menyusun serangan-serangan strategisnya. Dari bidang sastra muncul Multatuli (Eduard Douwes Dekker), di lapangan jurnalistik muncul E.S.W. Roorda van Eisinga, dan di bidang politik dipimpin oleh Baron van Hoevell. Dari sinilah muncul gagasan politik etis.
Kritik kaum liberal
Usaha kaum liberal di negeri Belanda agar Tanam Paksa dihapuskan telah berhasil pada tahun 1870, dengan diberlakukannya UU Agraria, Agrarische Wet. Namun tujuan yang hendak dicapai oleh kaum liberal tidak hanya terbatas pada penghapusan Tanam Paksa. Mereka mempunyai tujuan lebih lanjut.
Gerakan liberal di negeri Belanda dipelopori oleh para pengusaha swasta. Oleh karena itu kebebasan yang mereka perjuangkan terutama kebebasan di bidang ekonomi. Kaum liberal di negeri Belanda berpendapat bahwa seharusnya pemerintah jangan ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi. Mereka menghendaki agar kegiatan ekonomi ditangani oleh pihak swasta, sementara pemerintah bertindak sebagai pelindung warga negara, menyediakan prasarana, menegakkan hukuman dan menjamin keamanan serta ketertiban.
UU ini memperbolehkan perusahaan-perusahaan perkebunan swasta menyewa lahan-lahan yang luas dengan jangka waktu paling lama 75 tahun, untuk ditanami tanaman keras seperti karet, teh, kopi, kelapa sawit, tarum (nila), atau untuk tanaman semusim seperti tebu dan tembakau dalam bentuk sewa jangka pendek.
Kritik kaum humanis
Kondisi kemiskinan dan penindasan sejak tanam paksa dan UU Agraria, ini mendapat kritik dari para kaum humanis Belanda. Seorang Asisten Residen di Lebak, Banten, Eduard Douwes Dekker mengarang buku Max Havelaar (1860). Dalam bukunya Douwes Dekker menggunakan nama samaran Multatuli. Dalam buku itu diceritakan kondisi masyarakat petani yang menderita akibat tekanan pejabat Hindia Belanda.
Seorang anggota Raad van Indie, C. Th van Deventer membuat tulisan berjudul Een Eereschuld, yang membeberkan kemiskinan di tanah jajahan Hindia-Belanda. Tulisan ini dimuat dalam majalah De Gids yang terbit tahun 1899. Van Deventer dalam bukunya menghimbau kepada Pemerintah Belanda, agar memperhatikan penghidupan rakyat di tanah jajahannya. Dasar pemikiran van Deventer ini kemudian berkembang menjadi Politik Etis.
Dampak di bidang pertanian
Cultuurstelsel menandai dimulainya penanaman tanaman komoditi pendatang di Indonesia secara luas. Kopi dan teh, yang semula hanya ditanam untuk kepentingan keindahan taman mulai dikembangkan secara luas. Tebu, yang merupakan tanaman asli, menjadi populer pula setelah sebelumnya, pada masa VOC, perkebunan hanya berkisar pada tanaman "tradisional" penghasil rempah-rempah seperti lada, pala, dan cengkeh. Kepentingan peningkatan hasil dan kelaparan yang melanda Jawa akibat merosotnya produksi beras meningkatkan kesadaran pemerintah koloni akan perlunya penelitian untuk meningkatkan hasil komoditi pertanian, dan secara umum peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian. Walaupun demikian, baru setelah pelaksanaan UU Agraria 1870 kegiatan penelitian pertanian dilakukan secara serius.
Pembantaian Etnis Cina
PEMBANTAIAN ETNIS CINA DI HINDIA BELANDA PADA MASA KEKUASAAN GUBERNUR JENDERAL ANDRIAN VOLCKENIER TAHUN 1740-AN
Muryadi Sukaryanto
Abstract
This study discusses the butchering of Chinese Ethnic in the Netherland East Indies at the Era of Governor General Andrian Volckenier in the 1740s. Three problems are discussed: (1) how do the political and economic policies of Neherlands Indies Government (VOC) relate to the Chinese ethnic?; (2) what are the underlying reasons that caused the butchering of the Chinese ethnic at Governor Andrian Volckenier s period of the 1740s?; and (3) what actions were taken by the Neherlands Indies Government after the butchering?
The study found the following results. First, in relation to the Chinese ethnic, VOC's policies always changed. At the beginning the relationship between Chinese ethnic and the Neherlands Indies Government was good. This could be seen in the good treatments and facilities, especially in trade sector, provided by the VOC. Second, due to these favourable facilities, Chinese people dominated the Indonesian economy, even more superior than the Ducth people in Indonesia at the time. This condition led to the rise of competition among them. Therefore, the VOC issued rules and restrictions to discourage the entry of Chinese immigrants and to restrain Chinese trading. Hatred against the Chinese culminated in the butchering of Chinese people in the 1740s. Third, the butchering of Chinese people in the 1740s has been the most brutal in the history of the relationship between VOC and Chinese in Indonesia. Fourth, the greatest impact of the butchering was the passing of two regulations namely VVijkenstelsel and Passenstelsel. These regulations were deliberately designed to restrain Chinese activity and movement in Indonesia. This seems to prevail until today although Indonesia has been independent for long time.
Penjelajahan Samudra
Abad Penemuan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
“Penjelajahan Samudera” adalah abad dimana banyak ditemukan daerah-daerah baru juga jalur-jalur pelayaran baru menuju dunia timur untuk mencari rempah-rempah. penjelajahan ini dilakukan oleh dua negara Eropa yaitu Portugal dan Spanyol. Motif penjelajahan ini yaitu:
Gold
Emas, ini disebabkan karena berkurangnya persediaan emas di Iberia, selain itu juga karena saat itu Eropa menganut sistem ekonomi Merkantilisme yang menentukan kaya tidaknya suatu negara lewat persediaan emasnya.
Glory
Kejayaan, pada saat itu kejayaan sebuah negeri bergantung dari besarnya imperium
Gospel
Adanya misi suci penyebaran Agama Kristen.
Selain 3 penyebab tersebut, jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani juga makin mendorong mereka untuk mencari rempah-rempah sendiri. Mereka yang asalnya berdangang di sana pada saat itu hanya mau berdagang paling jauh di Italia (Genoa, Venesia, dll).
Saat itu Paus membagi dunia yang saat itu dianggap datar menjadi 2 bagian dengan “Perjanjian Tordesillas”. Bagian Timur untuk Portugal dan Barat untuk Spanyol.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini diantaranya yaitu:
Spanyol
1. Christobal “christopher” Colombus
2. Ferdinand Magellan
3. Sebastian del Cano
Portugal
1. Bartolomeu Dias
2. Vasco Da Gama
3. Alfonso d'Albuquerque
rev amerika
Revolusi Amerika
* Merupakan perang kemerdekaan Amerika utk lepas dari Inggris
* Tokoh perintis kolonialisme ke Amerika:
a. Pilgrim Fathers [dgn kapal May Flower, untuk mencari kebebasan]
b. Viking [Eropa Utara: Norwegia, Swedia, Denmark]
- Eric Ericson-->Greenland
-Thorfin Karlsefni-->Novia Scotia
c. Spanyol: Christopher Columbus
d. Perancis:
a. Samuel de Champlain : Kanada
b. Ibervillw : Missisipi
e. Inggris
a. Raligh :Virginia
b. Calvert :Maryland
c. Hudson+Minuit: New york
* Latar belakang Rev. Amerika:
1. Pertentangan penduduk koloni dengan penduduk negeri induk yang menginginkan
kebebasan
2. Kurang rasa patriotisme terhadap tanah kelahirannya di Eropa
* 1756-1763 terjadi Perang Laut 7 tahun
* Daerah yang didatangi oleh bangsa Eropa disebut daerah koloni, untuk memindahkan penduduk
* Faktor utama penyebab Revolusi Amerika:
1. Timbul paham kebebasan dalam bidang politik
2. Timbul paham kebebasan dalam bidang perdagangan
3. Pemungutan pajak yang tinggi. Pajak yang dituangkan dalam Revenue Act
and Billeting Act [1764] menyebabkan kehidupan rakyat Amerika Selatan
sengsara. Pelaksanaannya ditentang oleh Samuel Adam. Semboyannya:"No
taxation with out representation" (tak akan ada pajak tanpa ada perwakilan
di parlemen).
4. Peristiwa "Boston Tea Party". Pembongkaran teh yang ada pada kapal
milik Inggris di Pelabuhan Boston yang dilakukan oleh orang-orang koloni.
* Perjuangan melalui diplomatik:
[Amerika merubah sifat perjuangannya karena buku Common Sense yang ditulis oleh Thomas Paine.
Isinya penggugah semangat bangsa Amerika untuk menentang kekuasaan Inggris]
1. Kongres Philadelphia yang dihadiri oleh 13 negara bagian.
-Penandatanganan "Declaration of Independence" 4 Juli 1776.
Disusun Thomas Jefferson
-Kongres Philladelphia II, Bgs Amerika tdk mengakui parlemen
Inggris
2. Menyetujui pembentukan USA melalui penandatanganan "Articles of Convederate"
3. Menyatakan kepada dunia internasional tentang kemerdekaan Amerika
yang dipimpin oleh Benyamin Franklin. Spanyol dan Prancis mendukung Amerika
* Prancis dan Spanyol memberi dukungan pada Amerika, untuk membalas dendam terhadap Inggris atas kekalahan yang diderita dalam perang 7 tahun, juga ingin membuka hubungan dagang dengan Amerika.
* Tokoh penyusun naskan deklarasi kemerdekaan Amerika:
1. Thomas Jefferson : Declaration of Independence
2. Thomas Paine : Mengarang Buku berjudul Common Sense
3. George Washington : Presiden pertama
*Tokoh perjuangan fisik:
1. George Washington : panglima besar tentara koloni
2. Samuel Adam : pemimpin pasukan persatuan koloni
3. Jend. Lafayette : Pimpinan Perancis
4. Jend. Burgoyne : Komandan pasukan Inggris
5. Jend. Cornwallis : ---no info---
* Inggris mengakui kemerdekaan Amerika melalui perjanjian Versailes [1783].
* Doktrin Monroe dicetuskan tahun 1823-1829. Intinya menyatakan bahwa Amerika tidak turut
campur terhadap urusan bangsa lain tapi juga tak mau dicampuri urusannya oleh bangsa lain.
rev perancis
Revolusi Perancis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal.
Meski Perancis kemudian akan berganti sistem antara republik, kekaisaran, dan monarki selama 75 tahun setelah Republik Pertama Perancis jatuh dalam kudeta yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte, revolusi ini dengan jelas mengakhiri ancien régime (bahasa Indonesia: Rezim Lama; merujuk kepada kekuasaan dinasti seperti Valois dan Bourbon) dan menjadi lebih penting daripada revolusi-revolusi berikutnya yang terjadi di Perancis.
Daftar isi
* 1 Penyebab
* 2 Sejarah
o 2.1 Etats-Généraux 1789
o 2.2 Majelis Nasional
o 2.3 Majelis Konstituante Nasional
+ 2.3.1 Serbuan ke Bastille
+ 2.3.2 Penghapusan feodalisme
+ 2.3.3 Dekristenisasi
+ 2.3.4 Kemunculan berbagai faksi
+ 2.3.5 Ke arah konstitusi
+ 2.3.6 Ke arah Konstitusi Sipil Pendeta
+ 2.3.7 Dari peringatan Bastille ke kematian Mirabeau
+ 2.3.8 Pelarian ke Varennes
+ 2.3.9 Hari-hari terakhir Majelis Konstituante Nasional
o 2.4 Majelis Legislatif dan kejatuhan monarki
+ 2.4.1 Majelis Legislatif
+ 2.4.2 Perang
+ 2.4.3 Krisis konstitusi
o 2.5 Konvensi
o 2.6 Direktorat
* 3 Lihat pula
o 3.1 Revolusi lain dalam sejarah Perancis
* 4 Tokoh-tokoh
Penyebab
Banyak faktor yang menyebabkan revolusi ini. Salah satu di antaranya adalah karena sikap orde yang lama terlalu kaku dalam menghadapi dunia yang berubah. Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang dan dipengaruhi oleh ide Pencerahan dari kaum borjuis, kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan legislatif, kepentingan-kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah.
Sebab-sebab Revolusi Perancis mencakup hal-hal di bawah ini:
* Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan.
* Kemarahan terhadap sistem seigneurialisme di kalangan kaum petani, para buruh, dan—sampai batas tertentu—kaum borjuis.
* Bangkitnya gagasan-gagasan Pencerahan
* Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak yang tak seimbang.
* Situasi ekonomi yang buruk, sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis dan bantuan terhadap Revolusi Amerika.
* Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi.
* Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan publik oleh kelas profesional yang ambisius.
* Kebencian terhadap intoleransi agama.
* Kegagalan Louis XVI untuk menangani gejala-gejala ini secara efektif.
Aktivitas proto-revolusioner bermula ketika raja Perancis Louis XVI (memerintah 1774-1792) menghadapi krisis dana kerajaan. Keluarga raja Perancis, yang secara keuangan sama dengan negara Perancis, memiliki utang yang besar. Selama pemerintahan Louis XV (1715-1774) dan Louis XVI sejumlah menteri, termasuk Turgot (Pengawas Keuangan Umum 1774-1776) dan Jacques Necker (Direktur-Jenderal Keuangan 1777-1781), mengusulkan sistem perpajakan Perancis yang lebih seragam, namun gagal. Langkah-langkah itu mendapatkan tantangan terus-menerus dari parlement (pengadilan hukum), yang didominasi oleh "Para Bangsawan", yang menganggap diri mereka sebagai pengawal nasional melawan pemerintahan yang sewenang-wenang, dan juga dari fraksi-fraksi pengadilan. Akibatnya, kedua menteri itu akhirnya diberhentikan. Charles Alexandre de Calonne, yang menjadi Pengawas Umum Keuangan pada 1783, mengembangkan strategi pengeluaran yang terbuka sebagai cara untuk meyakinkan calon kreditur tentang kepercayaan dan stabilitas keuangan Perancis.
Namun, setelah Callone melakukan peninjauan yang mendalam terhadap situasi keuangan Perancis, menetapkan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan, dan karenanya ia mengusulkan pajak tanah yang seragam sebagai cara untuk memperbaiki keuangan Perancis dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, dia berharap bahwa dukungan dari Dewan Kaum Terkemuka yang dipilih raja akan mengemalikan kepercayaan akan keuangan Perancis, dan dapat memberikan pinjaman hingga pajak tanah mulai memberikan hasilnya dan memungkinkan pembayaran kembali dari utang tersebut.
Meskipun Callone meyakinkan raja akan pentingnya pembaharuannya, Dewan Kaum Terkemuka menolak untuk mendukung kebijakannya, dan berkeras bahwa hanya lembaga yang betul-betul representatif, seyogyanya Estates-General (wakil-wakil berbagai golongan) Kerajaan, dapat menyetujui pajak baru. Raja, yang melihat bahwa Callone akan menjadi masalah baginya, memecatnya dan menggantikannya dengan Étienne Charles de Loménie de Brienne, Uskup Agung Toulouse, yang merupakan pemimpin oposisi di Dewan. Brienne sekarang mengadopsi pembaruan menyeluruh, memberikan berbagai hak sipil (termasuk kebebasan beribadah kepada kaum Protestan), dan menjanjikan pembentukan Etats-Généraux dalam lima tahun, tetapi ssementara itu juga mencoba melanjutkan rencana Calonne. Ketika langkah-langkah ini ditentang di Parlement Paris (sebagian karena Raja tidak bijaksana), Brienne mulai menyerang, mencoba membubarkan seluruh "parlement" dan mengumpulkan pajak baru tanpa peduli terhadap mereka. Ini menyebabkan bangkitnya perlawanan massal di banyak bagian di Perancis, termasuk "Day of the Tiles" yang terkenal di Grenoble. Yang lebih penting lagi, kekacauan di seluruh Perancis meyakinkan para kreditor jangka-pendek. Keuangan Prancis sangat tergantung pada mereka untuk mempertahankan kegiatannya sehari-hari untuk menarik pinjaman mereka, menyebabkan negara hampir bangkrut, dan memaksa Louis dan Brienne untuk menyerah.
Raja setuju pada 8 Agustus 1788 untuk mengumpulkan Estates-General pada Mei 1789 untuk pertama kalinya sejak 1614. Brienne mengundurkan diri pada 25 Agustus 1788, dan Necker kembali bertanggung jawab atas keuangan nasional. Dia menggunakan posisinya bukan untuk mengusulkan langkah-langkah pembaruan yang baru, melainkan untuk menyiapkan pertemuan wakil-wakil nasional.
Sejarah
Etats-Généraux 1789
Untuk penjelasan lebih terinci mengenai peristiwa-peristiwa pada 8 Agustus 1788- 17 Juni 1789, lihat Etats-Généraux 1789
Pembentukan Etats-Généraux menyebabkan berkembangnya keprihatinan pada pihak oposisi bahwa pemerintah akan berusaha seenaknya membentuk sebuah Dewan sesuai keinginannya. Untuk menghindarinya, Parlement Paris, setelah kembali ke kota dengan kemenangan, mengumumkan bahwa Etats-Généraux harus dibentuk sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam pertemuan sebelumnya. Meskipun kelihatannya para politikus tidak memahami "ketentuan-ketentuan 1614" ketika mereka membuat keputusan ini, hal ini membangkitkan kehebohan. Estates 1614 terdiri dari jumlah wakil yang sama dari setiap kelompok dan pemberian suara dilakukan menurut urutan, yaitu Kelompok Pertama (para rohaniwan), Kelompok Kedua (para bangsawan), dan Kelompok Ketiga (lain-lain), masing-masing mendapatkan satu suara.
Segera setelah itu, "Komite Tiga Puluh", sebuah badan yang terdiri atas penduduk Paris yang liberal, mulai melakukan agitasi melawannya, menuntut agar Kelompok Ketiga digandakan dan pemungutan suara dilakukan per kepala (seperti yang telah dilakukan dalam berbagai dewan perwakilan daerah). Necker, yang berbicara untuk pemerintah, mengakui lebih jauh bahwa Kelompok Ketiga harus digandakan, tetapi masalah pemungutan suara per kepala harus diserahkan kepada pertemuan Etats sendiri. Namun kemarahan yang dihasilkan oleh pertikaian itu tetap mendalam, dan pamflet-pamflet, seperti tulisan Abbé Sieyès Apakah Kelompok Ketiga itu? yang berpendapat bahwa ordo-ordo yang memiliki hak-hak istimewa adalah parasit, dan Kelompok Ketiga adalah bangsa itu sendiri, membuat kemarahan itu tetap bertahan.
Ketika Etats-Généraux bertemu di Versailles pada 5 Mei 1789, pidato-pidato panjang oleh Necker dan Lamoignon, yang bertugas menyimpan meterai, tidak banyak membantu untuk memberikan bimbingan kepada para wakil, yang dikembalikan ke tempat-tempat pertemuan terpisah untuk membuktikan kredensi para panggotanya. Pertanyaan tentang apakah pemilihan suara akhirnya akan dilakukan per kepala atau diambil dari setiap orde sekali lagi disingkirkan untuk sementara waktu, namun Kelompok Ketiga kini menuntut agar pembuktian kredensi itu sendiri harus dilakukan sebagai kelompok. Namun, perundingan-perundingan dengan kelompok-kelompok lain untuk mencapai hal ini tidak berhasil, karena kebanyakan rohaniwan dan kaum bangsawan tetap mendukung pemungutan suara yang diwakili oleh setiap orde.
Majelis Nasional
Untuk gambaran lebih jelas tentang peristiwa 17 Juni - 9 Juli 1789, lihat Majelis Nasional (Revolusi)
Pada tanggal 28 Mei 1789, Romo Sieyès memindahkan Estate Ketiga itu, kini bertemu sebagai Communes (bahasa Indonesia: "Majelis Perwakilan Rendah"), memulai pembuktian kekuasaannya sendiri dan mengundang 2 estate lainnya untuk ambil bagian, namun bukan untuk menunggu mereka. Mereka memulai untuk berbuat demikian, menyelesaikan proses itu pada tanggal 17 Juni. Lalu mereka mengusulkan langkah yang jauh lebih radikal, menyatakan diri sebagai Majelis Nasional, majelis yang bukan dari estate namun dari "rakyat". Mereka mengundang golongan lain untuk bergabung dengan mereka, namun kemudian nampak jelas bahwa mereka cenderung memimpin urusan luar negeri dengan atau tanpa mereka.
Louis XVI menutup Salle des États di mana majelis itu bertemu. Majelis itu memindahkan pertemuan ke lapangan tenis raja, di mana mereka mereka mulai mengucapkan Sumpah Lapangan Tenis (20 Juni 1789), di mana mereka setuju untuk tidak berpisah hingga bisa memberikan sebuah konstitusi untuk Perancis. Mayoritas perwakilan dari pendeta segera bergabung dengan mereka, begitupun 57 anggota bangsawan. Dari tanggal 27 Juni kumpulan kerajaan telah menyerah pada lahirnya, meski militer mulai tiba dalam jumlah besar di sekeliling Paris dan Versailles. Pesan dukungan untuk majelis itu mengalir dari Paris dan kota lainnya di Perancis. Pada tanggal 9 Juli, majelis itu disusun kembali sebagai Majelis Konstituante Nasional.
Majelis Konstituante Nasional
La liberté guidant le peuple
Serbuan ke Bastille
Untuk diskusi lebih jelas, lihat Penyerbuan ke Bastille
Pada tanggal 11 Juli 1789, Raja Louis, yang bertindak di bawah pengaruh bangsawan konservatif dari dewan kakus umumnya, begitupun permaisurinya Marie Antoinette, dan saudaranya Comte d'Artois, membuang menteri reformis Necker dan merekonstruksi kementerian secara keseluruhan. Kebanyakan rakyat Paris, yang mengira inilah mulainya kup kerajaan, turut ke huru-hara terbuka. Beberapa anggota militer bergabung dengan khayalak; lainnya tetap netral.
Pada tanggal 14 Juli 1789, setelah pertempuran 4 jam, massa menduduki penjara Bastille, membunuh gubernur, Marquis Bernard de Launay, dan beberapa pengawalnya. Walaupun orang Paris hanya membebaskan 7 tahanan; 4 pemalsu, 2 orang gila, dan seorang penjahat seks yang berbahaya, Bastille menjadi simbol potensial bagi segala sesuatu yang dibenci di masa ancien régime. Kembali ke Hôtel de Ville (balai kota), massa mendakwa prévôt des marchands (seperti walikota) Jacques de Flesselles atas pengkhianatan; pembunuhan terhadapnya terjadi dalam perjalanan ke sebuah pengadilan pura-pura di Palais Royal.
Raja dan pendukung militernya mundur turun, setidaknya sejak beberapa waktu yang lalu. Lafayette menerima komando Garda Nasional di Paris; Jean-Sylvain Bailly, presiden Majelis Nasional di masa Sumpah Lapangan Tenis, menjadi walikota di bawah struktur baru pemerintahan yang dikenal sebagai commune. Raja mengunjungi Paris, di mana, pada tanggal 27 Juli, ia menerima kokade triwarna, begitupun pekikan vive la Nation "Hidup Negara" diubah menjadi vive le Roi "Hidup Raja".
Namun, setelah kekacauan ini, para bangsawan, yang sedikit terjamin oleh rekonsiliasi antara raja dan rakyat yang nyata dan, seperti yang terbukti, sementara, mulai pergi dari negeri itu sebagai émigré, beberapa dari mereka mulai merencanakan perang saudara di kerajaan itu dan menghasut koalisi Eropa menghadapi Perancis.
Necker, yang dipanggil kembali ke jabatannya, mendapatkan kemenangan yang tak berlangsung lama. Sebagai seorang pemodal yang cerdik namun bukan politikus yang lihai, ia terlalu banyak meminta dan menghasilkan amnesti umum, kehilangan sebagian besar dukungan rakyat dalam masa kemenangannya yang nyata.
Menjelang akhir Juli huru-hara dan jiwa kedaulatan rakyat menyebar ke seluruh Perancis. Di daerah pedesaan, hal ini ada di tengah-tengah mereka: beberapa orang membakar akta gelar dan tak sedikit pun terdapat châteaux, sebagai bagian pemberontakan petani umum yang dikenal sebagai "la Grande Peur" (Ketakutan Besar).
Penghapusan feodalisme
Untuk diskusi lebih rinci, lihat Penghapusan feodalisme.
Pada tanggal 4 Agustus 1789, Majelis Nasional menghapuskan feodalisme, hak ketuanan Estate Kedua dan sedekah yang didapatkan oleh Estate Pertama. Dalam waktu beberapa jam, sejumlah bangsawan, pendeta, kota, provinsi, dan perusahaan kehilangan hak istimewanya.
Sementara akan ada tanda mundur, penyesalan, dan banyak argumen atas rachat au denier 30 ("penebusan pada pembelian 30 tahun") yang dikhususkan dalam legislasi 4 Agustus, masalah masih mandek, meski proses penuh akan terjadi di 4 tahun yang lain.
Dekristenisasi
Untuk diskusi lebih jelas, lihat Dekristenisasi Perancis selama Revolusi Perancis
Revolusi membawa perubahan besar-besaran pada kekuasaan dari Gereja Katolik Roma kepada negara. Legislasi yang berlaku pada tahun 1790 menghapuskan otoritas gereja untuk menarik pajak hasil bumi yang dikenal sebagai dîme (sedekah), menghapuskan hak khusus untuk pendeta, dan menyita kekayaan geraja; di bawah ancien régime, gereja telah menjadi pemilik tanah terbesar di negeri ini. Legislasi berikutnya mencoba menempatkan pendeta di bawah negara, menjadikannya pekerja negeri. Tahun-tahun berikutnya menyaksikan penindasan penuh kekerasan terhadap para pendeta, termasuk penahanan dan pembantaian para pendeta di seluruh Perancis. Concordat 1801 antara Napoleon dan gereja mengakhiri masa dekristenisasi dan mendirikan aturan untuk hubungan antara Gereja Katolik dan Negara Perancis yang berlangsung hingga dicabut oleh Republik Ketiga pada pemisahan gereja dan agama pada tanggal 11 Desember 1905.
Kemunculan berbagai faksi
Untuk diskusi lebih jelas, lihat Majelis Konstituante Nasional
Faksi-faksi dalam majelis tersebut mulai bermunculan. Kaum ningrat Jacques Antoine Marie Cazalès dan pendeta Jean-Sifrein Maury memimpin yang kelak dikenal sebagai sayap kanan yang menentang revolusi. "Royalis Demokrat" atau monarchien, bersekutu dengan Necker, cenderung mengorganisir Perancis sejajar garis yang mirip dengan model Konstitusi Britania: mereka termasuk Jean Joseph Mounier, Comte de Lally-Tollendal, Comte de Clermont-Tonnerre, dan Pierre Victor Malouet, Comte de Virieu.
"Partai Nasional" yang mewakili faksi tengah atau kiri-tengah majelis tersebut termasuk Honoré Mirabeau, Lafayette, dan Bailly; sedangkan Adrien Duport, Barnave dan Alexander Lameth mewakili pandangan yang lebih ekstrem. Yang hampir sendiri dalam radikalismenya di sisi kiri adalah pengacara Arras Maximilien Robespierre.
Romo Sieyès memimpin pengusulan legislasi pada masa ini dan berhasil menempa konsensus selama beberapa waktu antara pusat politik dan pihak kiri.
Di Paris, sejumlah komite, walikota, majelis perwakilan, dan distrik-distrik perseorangan mengklaim otoritas yang bebas dari yang. Kelas menengah Garda Nasional yang juga naik pamornya di bawah Lafayette juga perlahan-lahan muncul sebagai kekuatan dalam haknya sendiri, begitupun majelis yang didirikan sendiri lainnya.
Melihat model Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat, pada tanggal 26 Agustus 1789, majelis mendirikan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warganegara. Seperti Deklarasi AS, deklarasi ini terdiri atas pernyataan asas daripada konstitusi dengan pengaruh resmi.
Ke arah konstitusi
Untuk diskusi lebih lanjut, lihat Ke arah Konstitusi.
Majelis Konsituante Nasional tak hanya berfungsi sebagai legislatur, namun juga sebagai badan untuk mengusulkan konstitusi baru.
Necker, Mounier, Lally-Tollendal, dll tidak berhasil mengusulkan sebuah senat, yang anggotanya diangkat oleh raja pada pencalonan rakyat. Sebagian besar bangsawan mengusulkan majelis tinggi aristokrat yang dipilih oleh para bangsawan. Kelompok rakyat menyatakan di hari itu: Perancis akan memiliki majelis tunggal dan unikameral. Raja hanya memiliki "veto suspensif": ia dapat menunda implementasi hukum, namun tidak bisa mencabutnya sama sekali.
Rakyat Paris menghalangi usaha kelompok Royalis untuk mencabut tatanan baru ini: mereka berbaris di Versailles pada tanggal 5 Oktober 1789. Setelah sejumlah perkelahian dan insiden, raja dan keluarga kerajaan merelakan diri dibawa kembali dari Versailles ke Paris.
Majelis itu menggantikan sistem provinsi dengan 83 département, yang diperintah secara seragam dan kurang lebih sederajat dalam hal luas dan populasi.
Awalnya dipanggil untuk mengurusi krisis keuangan, hingga saat itu majelis ini memusatkan perhatian pada masalah lain dan hanya memperburuk defisit itu. Mirabeau kini memimpin gerakan itu untuk memusatkan perhatian pada masalah ini, dengan majelis itu yang memberikan kediktatoran penuh dalam keuangan pada Necker.
Ke arah Konstitusi Sipil Pendeta
Untuk diskusi lanjutan, lihat Konstitusi Sipil Pendeta
Ke tingkatan yang tidak lebih sempit, majelis itu memusatkan perhatian pada krisis keuangan ini dengan meminta bangsa mengambil alih harta milik gereja (saat menghadapi pengeluaran gereja) melalui hukum tanggal 2 Desember 1789. Agar memonter sejumlah besar harta benda itu dengan cepat, pemerintah meluncurkan mata uang kertas baru, assignat, diongkosi dari tanah gereja yang disita.
Legislasi lebih lanjut pada tanggal 13 Februari 1790 menghapuskan janji biara. Konstitusi Sipil Pendeta, yang disahkan pada tanggal 12 Juli 1790 (meski tak ditandatangani oleh raja pada tanggal 26 Desember 1790), mengubah para pendeta yang tersisa sebagai pegawai negeri dan meminta mereka bersumpah setia pada konstitusi. Konstitusi Sipil Pendeta juga membuat gereja Katolik sebagai tangan negara sekuler.
Menanggapi legislasi ini, uskup agung Aix dan uskup Clermont memimpin pemogokan pendeta dari Majelis Konstituante Nasional. Sri Paus tak pernah menyetujui rencana baru itu, dan hal ini menimbulkan perpecahan antara pendeta yang mengucapkan sumpah yang diminta dan menerima rencana baru itu ("anggota juri" atau "pendeta konstitusi") dan "bukan anggota juri" atau "pendeta yang keras hati" yang menolak berbuat demikian.
Dari peringatan Bastille ke kematian Mirabeau
Untuk diskusi lebih detail tentang peristiwa antara 14 Juli 1790 - 30 September 1791, lihat Dari peringatan Bastille ke kematian Mirabeau.
Majelis itu menghapuskan perlengkapan simbolik ancien régime, baringan lapis baja, dll., yang lebih lanjut mengasingkan bangsawan yang lebih konservatif, dan menambahkan pangkat émigré.
Pada tanggal 14 Juli 1790, dan beberapa hari berikutnya, kerumuman di Champ-de-Mars memperingati jatuhnya Bastille; Talleyrand melakukan sumpah massal untuk "setia pada negara, hukum, dan raja"; raja dan keluarga raja ikut serta secara aktif.
Para pemilih awalnya memilih anggota Dewan Jenderal untuk bertugas dalam setahun, namun dengan Sumpah Lapangan Tenis, commune tersebut telah sepakat bertemu terus menerus hingga Perancis memiliki konstitusi. Unsur sayap kanan kini mengusulkan pemilu baru, namun Mirabeau menang, menegaskan bahwa status majelis itu telah berubah secara fundamental, dan tiada pemilu baru yang terjadi sebelum sempurnanya konstitusi.
Pada akhir 1790, beberapa huru-hara kontrarevolusi kecil-kecilan pecah dan berbagai usaha terjadi untuk mengembalikan semua atau sebagian pasukan pasukan terhadap revolusi yang semuanya gagal. Pengadilan kerajaan, dalam kata-kata François Mignet, "mendorong setiap kegiatan antirevolusi dan tak diakui lagi." [1]
Militer menghadapi sejumlah kerusuhan internal: Jenderal Bouillé berhasil meredam sebuah pemberontakan kecil, yang meninggikan reputasinya (yang saksama) untuk simpatisan kontrarevolusi.
Kode militer baru, yang dengannya kenaikan pangkat bergantung senioritas dan bukti kompetensi (daripada kebangsawanan) mengubah beberapa korps perwira yang ada, yang yang bergabung dengan pangkat émigré atau menjadi kontrarevolusi dari dalam.
Masa ini menyaksikan kebangkitan sejumlah "klub" politik dalam politik Perancis, yang paling menonjol di antaranya adalah Klub Jacobin: menurut 1911 Encyclopædia Britannica, 152 klub berafiliasi dengan Jacobin pada tanggal 10 Agustus 1790. Saat Jacobin menjadi organisasi terkenal, beberapa pendirinya meninggalkannya untuk membentuk Klub '89. Para royalis awalnya mendirikan Club des Impartiaux yang berumur pendek dan kemudian Club Monarchique. Mereka tak berhasil mencoba membujuk dukungan rakyat untuk mencari nama dengan membagi-bagikan roti; hasilnya, mereka sering menjadi sasaran protes dan malahan huru-hara, dan pemerintah kotamadya Paris akhirnya menutup Club Monarchique pada bulan Januari 1791.
Di tengah-tengah intrik itu, majelis terus berusaha untuk mengembangkan sebuah konstitusi. Sebuah organisasi yudisial membuat semua hakim sementara dan bebas dari tahta. Legislator menghapuskan jabatan turunan, kecuali untuk monarki sendiri. Pengadilan juri dimulai untuk kasus-kasus kejahatan. Raja akan memiliki kekuasaan khusus untuk mengusulkan perang, kemudian legislator memutuskan apakah perang diumumkan atau tidak. Majelis itu menghapuskan semua penghalang perdagangan dan menghapuskan gilda, ketuanan, dan organisasi pekerja: setiap orang berhak berdagang melalui pembelian surat izin; pemogokan menjadi ilegal.
Di musim dingin 1791, untuk pertama kalinya majelis tersebut mempertimbangkan legislasi terhadap émigré. Debat itu mengadu keamanan negara terhadap kebebasan perorangan untuk pergi. Mirabeau menang atas tindakan itu, yang disebutnya "patutu ditempatkan di kode Drako." [2]
Namun, Mirabeau meninggal pada tanggal 2 Maret 1791. Mignet berkata, "Tak seorang pun yang menyamainya dalam hal kekuatan dan popularitas," dan sebelum akhir tahun, Majelis Legislatif yang baru akan mengadopsi ukuran "drako" ini.
Pelarian ke Varennes
Untuk diskusi lebih jelas, lihat Pelarian ke Varennes
Louis XVI, yang ditentang pada masa revolusi, namun menolak bantuan yang kemungkinan berbahaya ke penguasa Eropa lainnya, membuat kesatuan dengan Jenderal Bouillé, yang menyalahkan emigrasi dan majelis itu, dan menjanjikannya pengungsian dan dukungan di kampnya di Montmedy.
Pada malam 20 Juni 1791, keluarga kerajaan lari ke Tuileries. Namun, keesokan harinya, sang Raja yang terlalu yakin itu dengan sembrono menunjukkan diri. Dikenali dan ditangkap di Varennes (di département Meuse) di akhir 21 Juni, ia kembali ke Paris di bawah pengawalan.
Pétion, Latour-Maubourg, dan Antoine Pierre Joseph Marie Barnave, yang mewakili majelis, bertemu anggota kerajaan itu di Épernay dan kembali dengan mereka. Dari saat ini, Barnave became penasihat dan pendukung keluarga raja.
Saat mencapai Paris, kerumunan itu tetap hening. Majelis itu untuk sementara menangguhkan sang raja. Ia dan Ratu Marie Antoinette tetap ditempatkan di bawah pengawalan.
Hari-hari terakhir Majelis Konstituante Nasional
Untuk diskusi lebih jelas, silakan lihat Hari-hari terakhir Majelis Konstituante Nasional.
Dengan sebagian besar anggota majelis yang masih menginginkan monarki konstitusional daripada republik, sejumlah kelompok itu mencapai kompromi yang membiarkan Louis XVI tidak lebih dari penguasa boneka: ia terpaksa bersumpah untuk konstitusi, dan sebuah dekrit menyatakan bahwa mencabut sumpah, mengepalai militer untuk mengumumkan perang atas bangsa, atau mengizinkan tiap orang untuk berbuat demikian atas namanya berarti turun tahta secara de facto.
Jacques Pierre Brissot mencadangkan sebuah petisi, bersikeras bahwa di mata bangsa Louis XVI dijatuhkan sejak pelariannya. Sebuah kerumunan besar berkumpul di Champ-de-Mars untuk menandatangani petisi itu. Georges Danton dan Camille Desmoulins memberikan pidato berapi-api. Majelis menyerukan pemerintah kotamadya untuk "melestarikan tatanan masyarakat". Garda Nasional di bawah komando Lafayette menghadapi kerumuman itu. Pertama kali para prajurit membalas serangan batu dengan menembak ke udara; kerumunan tidak bubar, dan Lafayette memerintahkan orang-orangnya untuk menembak ke kerumunan, menyebabkan pembunuhan sebanyak 50 jiwa.
Segera setelah pembantaian itu pemerintah menutup banyak klub patriot, seperti surat kabar radikal seperti L'Ami du Peuple milik Jean-Paul Marat. Danton lari ke Inggris; Desmoulins dan Marat lari bersembunyi.
Sementara itu, ancaman baru dari luar muncul: Leopold II, Kaisar Romawi Suci, Friedrich Wilhelm II dari Prusia, dan saudara raja Charles-Phillipe, comte d'Artois mengeluarkan Deklarasi Pilnitz yang menganggap perkara Louis XVI seperti perkara mereka sendiri, meminta pembebasannya secara penuh dan pembubaran majelis itu, dan menjanjikan serangan ke Perancis atas namanya jika pemerintah revolusi menolak syarat tersebut.
Jika tidak, pernyataan itu secara langsung membahayakan Louis. Orang Perancis tidak mengindahkan perintah penguasa asing itu, dan ancaman militer hanya menyebabkan militerisasi perbatasan.
Malahan sebelum "Pelarian ke Varennes", para anggota majelis telah menentukan untuk menghalangi diri dari legislatur yang akan menggantikan mereka, Majelis Legislatif. Kini mereka mengumpulkan sejumlah hukum konstitusi yang telah mereka sahkan ke dalam konstitusi tunggal, menunjukkan keuletan yang luar biasa dalam memilih untuk tidak menggunakan hal ini sebagai kesempatan untuk revisi utama, dan mengajukannya ke Louis XVI yang dipulihkan saat itu, yang menyetujuinya, menulis "Saya mengajak mempertahankannya di dalam negeri, mempertahankannya dari semua serangan luar; dan menyebabkan pengesahannya yang tentu saja ditempatkan di penyelesaian saya". Raja memuji majelis dan menerima tepukan tangan penuh antusias dari para anggota dan penonton. Majelis mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 29 September 1791.
Mignet menulis, "Konstitusi 1791... adalah karya kelas menengah, kemudian yang terkuat; seperti yang diketahui benar, karena kekuatan yang mendominasi pernah mengambil kepemilikan lembaga itu... Dalam konstitusi ini rakyat adalah sumber semua, namun tak melaksanakan apapun." [3]
Majelis Legislatif dan kejatuhan monarki
Untuk penjelasan lebih jelas tentang peristiwa antara 1 Oktober 1791 - 19 September 1792, lihat Majelis Legislatif dan jatuhnya monarki Perancis
Majelis Legislatif
Di bawah Konstitusi 1791, Perancis berfungsi sebagai monarki konstitusional. Raja harus berbagi kekuasaan dengan Majelis Legislatif yang terpilih, namun ia masih bisa mempertahankan vetonya dan kemampuan memilih menteri.
Majelis Legislatif pertama kali bertemu pada tanggal 1 Oktober 1791, dan jatuh dalam keadaan kacau hingga kurang dari setahun berikutnya. Dalam kata-kata 1911 Encyclopædia Britannica: "Dalam mencba memerintah, majelis itu sama sekali gagal. Majelis itu membiarkan kekosongan keuangan, ketidakdisiplinan pasukan dan angkatan laut, dan rakyat yang rusak moralnya oleh huru-hara yang aman dan berhasil."
Majelis Legislatif terdiri atas sekitar 165 anggota Feuillant (monarkis konstitusional) di sisi kanan, sekitar 330 Girondin (republikan liberal) dan Jacobin (revolusioner radikal) di sisi kiri, dan sekitar 250 wakil yang tak berafiliasi dengan faksi apapun.
Sejak awal, raja memveto legislasi yang mengancam émigré dengan kematian dan hal itu menyatakan bahwa pendeta non-juri harus menghabiskan 8 hari untuk mengucapkan sumpah sipil yang diamanatkan oleh Konstitusi Sipil Pendeta. Lebih dari setahun, ketidaksetujuan atas hal ini akan menimbulkan krisis konstitusi.
Perang
Politik masa itu membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant dan Girondin khususnya menginginkan perang. Sang Raja (dan banyak Feuillant bersamanya) mengharapkan perang akan menaikkan popularitasnya; ia juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan: yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II, saudara Marie Antoinette, berharap menghindari perang, namun meninggal pada tanggal 1 Maret 1792.
Perancis menyatakan perang pada Austria (20 April 1792) dan Prusia bergabung di pihak Austria beberapa minggu kemudian. Perang Revolusi Perancis telah dimulai.
Setelah pertempuran kecil awal berlangsung sengit untuk Perancis, pertempuran militer yang berarti atas perang itu terjadi dengan Pertempuran Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia (20 September 1792). Meski hujan lebat menghambat resolusi yang menentukan, artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, dari masa ini, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi masa lalu.
Krisis konstitusi
10 Agustus 1792 di Komune Paris
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: 10 Agustus (Revolusi Perancis) dan Pembantaian September
Pada malam 10 Agustus 1792, para pengacau, yang didukung oleh kelompok revolusioner baru Komuni Paris, menyerbu Tuileries. Raja dan ratu akhirnya menjadi tahanan dan sidang muktamar Majelis Legislatif menunda monarki: tak lebih dari sepertiga wakil, hampir semuanya Jacobin.
Apa yang tersisa di pemerintahan nasional bergabung pada dukungan commune. Saat commune mengirimkan sejumlah kelompok pembunuh ke penjara untuk menjagal 1400 korban, dan mengalamatkan surat edaran ke kota lain di Perancis untuk mengikuti conth mereka, majelis itu hanya bisa melancarkan perlawanan yang lemah. Keadaan ini berlangsung terus menerus hingga Konvensi, yang diminta menulis konstitusi baru, bertemu pada tanggal 20 September 1792 dan menjadi pemerintahan de facto baru di Perancis. Di hari berikutnya konvensi itu menghapuskan monarki dan mendeklarasikan republik. Tanggal ini kemudian diadopsi sebagai awal Tahun Satu dari Kalender Revolusi Perancis.
Konvensi
Eksekusi Louis XVI
Untuk penjelasan lebih lanjut tentang peristiwa antara 20 September 1792- 26 September 1795, lihat Konvensi Nasional
Kuasa legislatif di republik baru jatuh ke Konvensi, sedangkan kekuasaan eksekutif jatuh ke sisanya di Komite Keamanan Umum. Kaum Girondin pun menjadi partai paling berpengaruh dalam konvensi dan komite itu.
Dalam Manifesto Brunswick, tentara kerajaan dan Prusia mengancam pembalasan ke penduduk Perancis jika hal itu menghambat langkah majunya atau dikembalikannya monarki. Sebagai akibatnya, Raja Louis dipandang berkonspirasi dengan musuh-musuh Perancis. 17 Januari 1793 menyaksikan tuntutan mati kepada Raja Louis untuk "konspirasi terhadap kebebasan publik dan keamanan umum" oleh mayoritas lemah di konvensi. Eksekusi tanggal 21 Januari menimbulkan banyak perang dengan negara Eropa lainnya. Permaisuri Louis yang kelahiran Austria, Marie Antoinette, menyusulnya ke guillotine pada tanggal 16 Oktober.
Saat perang bertambah sengit, harga naik dan sans-culottes (buruh miskin dan Jacobin radikal) memberontak; kegiatan kontrarevolusi mulai bermunculan di beberapa kawasan. Hal ini mendorong kelompok Jacobin merebut kekuasaan melalui kup parlemen, yang ditunggangi oleh kekuatan yang didapatkan dengan menggerakkan dukungan publik terhadap faksi Girondin, dan dengan memanfaatkan kekuatan khayalak sans-culottes Paris. Kemudian persekutuan Jacobin dan unsur-unsur sans-culottes menjadi pusat yang efektif bagi pemerintahan baru. Kebijakan menjadi agak lebih radikal.
Guillotine: antara 18.000-40.000 jiwa dieksekusi selama Pemerintahan Teror
Komite Keamanan Publik berada di bawah kendali Maximilien Robespierre, dan Jacobin melepaskan tali Pemerintahan Teror (1793-1794). Setidaknya 1200 jiwa menemui kematiannya dengan guillotine dsb; setelah tuduhan kontrarevolusi. Gambaran yang sedikit saja atas pikiran atau kegiatan kontrarevolusi (atau, pada kasus Jacques Hébert, semangat revolusi yang melebihi semangat kekuasaan) bisa menyebabkan seseorang dicurigai, dan pengadilan tidak berjalan dengan teliti.
Pada tahun 1794 Robespierre memerintahkan tokoh-tokoh Jacobin yang ultraradikal dan moderat dieksekusi; namun, sebagai akibatnya, dukungan rakyat terhadapnya terkikis sama sekali. Pada tanggal 27 Juli 1794, orang-orang Perancis memberontak terhadap Pemerintahan Teror yang sudah kelewatan dalam Reaksi Thermidor, yang menyebabkan anggota konvensi yang moderat menjatuhkan hukuman mati buat Robespierre dan beberapa anggota terkemuka lainnya di Komite Keamanan Publik. Pemerintahan baru itu sebagian besar tersusun atas Girondis yang lolos dari teror, dan setelah mengambil kekuasaan menuntut balas dengan penyiksaan yang juga dilakukan terhadap Jacobin yang telah membantu menjatuhkan Robespierre, melarang Klub Jacobin, dan menghukum mati sejumlah besar bekas anggotanya pada apa yang disebut sebagai Teror Putih.
Konvensi menyetujui "Konstitusi Tahun III" yang baru pada tanggal 17 Agustus 1795; sebuah plebisit meratifikasinya pada bulan September; dan mulai berpengaruh pada tanggal 26 September 1795.
Direktorat
Untuk informasi lebih banyak tentang peristiwa antara 26 September 1795 - 9 November 1799, lihat Direktorat Perancis
Konstitusi baru itu melantik Directoire (bahasa Indonesia: Direktorat) dan menciptakan legislatur bikameral pertama dalam sejarah Perancis. Parlemen ini terdiri atas 500 perwakilan (Conseil des Cinq-Cents/Dewan Lima Ratus) dan 250 senator (Conseil des Anciens/Dewan Senior). Kuasa eksekutif dipindahkan ke 5 "direktur" itu, dipilih tahunan oleh Conseil des Anciens dari daftar yang diberikan oleh Conseil des Cinq-Cents.
Régime baru bertemu dengan oposisi dari Jacobin dan royalis yang tersisa. Pasukan meredam pemberontakan dan kegiatan kontrarevolusi. Dengan cara ini pasukan tersebut dan jenderalnya yang berhasil, Napoleon Bonaparte memperoleh lebih banyak kekuasaan.
Pada tanggal 9 November 1799 (18 Brumaire dari Tahun VIII) Napoleon mengadakan kup yang melantik Konsulat; secara efektif hal ini memulai kediktatorannya dan akhirnya (1804) pernyataannya sebagai kaisar, yang membawa mendekati fase republikan spesifik di masa Revolusi Perancis.
Lihat pula
* Kalender Revolusi Perancis
* Perang Revolusi Perancis
* Daftar istilah Revolusi Perancis
* Sejarah demokrasi
* Daftar tokoh Revolusi Perancis
* Daftar tokoh yang dianugerahi status warganegara terhormat Perancis selama Revolusi Perancis
* Reaksioner
* Garis waktu Revolusi Perancis
Revolusi lain dalam sejarah Perancis
* Revolusi Juli
* Revolusi 1848 di Perancis
* Komune Paris 1871
* Mei 1968, huru-hara yang cukup penting, meski tidak cukup untuk dikatakan sebagai revolusi
Tokoh-tokoh
Beberapa tokoh dalam Revolusi Perancis:
* Jean Baptiste Jules Bernadotte, kelak menjadi Raja Swedia
* Jean-Paul Marat
* Louis XVI dari Perancis
* Louis XVII dari Perancis
* Marie Antoinette
* Napoleon Bonaparte
* Voltaire
pendudukan jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia
Summary rating: 2 stars (197 Tinjauan)
Kunjungan : 6527
Comments : 0
kata : 600
oleh : eurasiangal89
Pengarang : Sarah Lie
Diterbitkan di: Mei 25, 2007
Kedatangan
Jepang di Indonesia dan Negara Asia lainnya memiliki maksud dan tujuan
tertentu.Maksud kedatangan Jepang ke Indonesia adalah karena landasan
riil dan idiil yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Landasan riil ini antara lain
karena adanya ledakan penduduk Jepang sehingga dibutuhkan tempat baru,
kurangnya bahan mentah bagi industrialisasi Jepang , dan adanya pembatasan
imigrasi ke Amerika dan Australia akibat kecurigaan adanya bahaya
kuning.Sedangkan landasan idiilnya adalah ajaran Shintoisme yang dianut Jepang
tentang Hokkaichu
,yaitu ajaran tentang kesatuan umat manusia. Jepang sebagai negara yang maju
ingin mempersatukan bangsa-bangsa di Asia di bawah Kesatuan Asia Timur Raya
sehingga Jepang pada awalnya mendapat banyak simpati sebagai saudara tua di
antara bangsa Asia lainnya.
Untuk menyukseskan ekspansinya
Jepang menggunakan banyak taktik antara lain dengan mengebom Pearl Harbor agar
memutus kekuatan Amerika Serikat di Asia-Pasifik serta memudahkan untuk
menguasai wilayah lainnya di Asia termasuk Indonesia. Selain itu untuk
menambah kekuatan Jepang juga menggabungkan diri dengan Jerman dan Italia yang
juga terlibat dalam Perang Dunia II. Persekutuan itu dikenal dengan sebutan
Poros Roberto (Roma-Berlin-Tokyo).
Jepang pun mulai mengadakan aksi gempuran-gempuran
dalam menguasai wilayah dan pada akhirnya Jepang pun berhasil merebut Indonesia
dari kekuasaan Belanda. Keberadaan Jepang di Indonesia tidaklah lama, namun
banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat Jepang di Indonesia baik dalam
bidang pemerintahan,ekonomi, sosial-politik,dan lainnya.
Dampak pendudukan Jepang di
Indonesia adalah sebagai berikut.
• Keuntungan:
1.
Kesempatan bagi bangsa Indonesia
untuk menjadi birokrat.
2.
Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
3.
Status sosial pribumi mengalami kenaikan.
4.
Adanya kesempatan bagi rakyat Indonesia
untuk memperoleh pendidikan / bersekolah.
5.
Dengan berdirinya PETA, para pemuda dapat memperoleh pendidikan militer dan
penanaman jiwa nasionalis.
6.
dsb.
• Kerugian :
1. Semua organisasi
politik dilarang untuk beraktivitas.
2. Kesengsaraan rakyat
karena adanya Romusha.
3. Kontrol media cetak
dan elektronik yang kuat.
4. Alam Indonesia
diekspoitasi secara besar-besaran.
5. Banyak para pejuang
yang dihukum mati.
6. Pemerintahan Jepang
yang kejam karena berbau fascis (adanya polisi
militer yang kejam)
7. Banyak wanita Indonesia yang
dijadikan Jogunianfu.
8. dsb.
Di
awal tahun 1945 ,Jendral McArthur
,Panglima Komando Pertahanan Pasifk Barat Daya melancarkan siasat lompat katak
(leapfrogging) untuk membalas Jepang .Satu per satu wilayah yang dikuasai Jepang baik di Asia
maupun Pasifik berhasil direbut kembali oleh sekutu .Tidak lama kemudian
Amerika Serikat membom Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 Agustus dan 9
Agustus 1945. Kedua peristiwa pemboman tersebut membuat Jepang mau tidak mau
harus menyerah, apalagi Amerika Serikat yang termasuk dalam Sekutu telah
mengeluarkan ultimatum bagi Jepang agar menyerah. Pada akhirnya Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 (tanggal 14 Agustus
1945 waktu New York).Dengan demikian Perang Pasifik berakhir dan kekuasaan Jepang di Indonesia pun
berakhir.
modul sej x
MODUL PEMBELAJARAN
SEJARAH
KELAS X
SEMESTER 2
Disusun Oleh :
Dra. Sri Andayani
SMA Negeri 2 Pati
2008/2009
HALAMAN PENGESAHAN
TELAH DISAHKAN ”MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK KELAS X SEMESTER 2”
Pada :
Hari :
Tanggal :
Oleh : Kepala Sekolah
Pati, 5 Januari 2008
Dra. Djumiati,M.Pd
Pembina Tk I
NIP: 130530195
KATA PENGANTAR
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah asal usul, perkembangan
dan peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Salah
satu tujuan pelajaran sejarah adalah menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai
bagian dari bagsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat dimplementasikam dalam berbagai bidang kehidupan, baik nasional maupun internasional.
Untuk mencapai tujuan ini, tentu siswa pelu mengikuti kegiatan belajar dan mengajar
yang memadai yang ditunjang dengan ketersediaan sarana pembelajaran. Di tengah krisis
ekonomi dewasa ini sehingga menyebabkan harga buku semakin tidak terjangkau, penyusun
mencoba membuat modul untuk para siswa di lingkungan kami sendiri dengsn biaya seminim
mungkin. Modul ini kami susun berdasarkan urutan silabus sehingga memudahkan siwa
untuk memahaminya.Semoga modul yang sederhana dapat membei manfaat yang besar
Kami menyadari, bahwa susunan dan materi yag terkandung dalam buku ini
belumlah sempurna, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun terutama dari rekan-
rekan guru pengajar Sejarah sangat kami harapkan demi penyempurnaan modul ini.
Pati, Desember 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia.............................................................. 5
A. Jenis-jenis Manusia purba di Indonesia ......................................................... 5
B. Perkembangan Manusia purba di Indonesia ................................................. 10
C. Perkembangan Budaya Di Indonesia Zaman Prasejarah . ............................. 11
D Ciri dan Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia ........................ 32
Bab II Peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban
Indonesia. ........................................................................................................... 46
A. Proses Migrasi Ras Bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide
Indonesia....................................................................................................... 46
B. Pengaruh budaya Bacson, Hoa - Bihn, dan Dongson terhadap perkembangan
Budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia.................................................. 50
C. Teknik Pembuatan Alat-alat dari Logam/Perunggu ...................... ............ 53
D. Kebudayaan Perunggu di Indonesia .............................. .............................. 53
BAB III Asal-usul dan Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia. ...................................................... 59
A. Teori kehidupan Di Bumi ...................... ..................................................... 59
B. Asal usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia ...................... 60
C. Perkembangan Teknologi dan Sistem kepercayaan Awal Masyarakat
Indonesia ..................................................................................................... 61
BAB I
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
Standar Kompetensi: 2. Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia.
Kompetensi Dasar 2.1 Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia.
Indikator :
1. Mendeskripsikan berbagai fosil manusia purba di Indonesia.
2. Mendeskripsikan perkembangan biologis manusia purba di Indonesia.
3. Menyusun secara kronologis perkembangan biologis manusia Indonesia.
4. Membuat bagan perkembangan budaya di Indonesia secara kronologis.
5. Merekonstruksi penemuan manusia purba Indonesia diatas peta melalui studi pustaka, eksplorasi internet, diskusi kelompok, dan presentasi.
6. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya, ekonomi, dan kepercayaan masyarakat pada masa berburu (food gathering) dan masyarakat pertanian (food producing)
Pada pembahasan bab I, maka yang akan dipelajari adalah berbagai jenis manusia yang hidup pada zaman prasejarah. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian materi berikut ini.
A. Jenis-jenis Manusia purba di Indonesia
Manusia yang hidup pada zaman prasejarah sekarang sudah berubah menjadi fosil. Fosil manusia yang ditemukan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Hal ini diketahui dari kedatangan para ahli dari Eropa pada abad ke-19, di mana mereka tertarik untuk mengadakan penelitian tentang fosil manusia di Indonesia.
Fosil manusia yang ditemukan pertama kali berasal dari Trinil, Jawa Timur oleh Eugene Dubouis, sehingga menarik para ahli lain untuk datang ke Pulau Jawa, mengadakan penelitian yang serupa. Selanjutnya penyelidikan fosil manusia dilakukan oleh GRH Von Koenigswald, Ter Har, dan Oppenoorth serta F. Weidenrech. Mereka berhasil menemukan fosil manusia di daerah Sangiran, Ngandong, di lembah Sungai Bengawan Solo.
Atas temuan fosil tersebut, Von Koenigswald membagi zaman Dilluvium/Pleistocen di Indonesia menjadi 3 lapisan yaitu
1. Pleistocen bawah/lapisan Jetis,
2. Pleistocen tengah/lapisan Trinil dan
3. Pleistocen atas/lapisanNgandong.
Penyelidikan fosil manusia selain dilakukan oleh orang-orang Eropa, juga oleh para ahli dari Indonesia, seperti Prof. Dr. Sartono, Prof. Dr. Teuku Jacob, Dr. Otto Sudarmadji dan Prof. Dr. Soejono. Lokasi penyelidikan antara lain Sangiran dan lembah Sungai Bengawan Solo. Dari hasil penyelidikan tersebut dapat diketahui jenis manusia purba yang hidup di Indonesia. Untuk itu silahkan Anda pelajari uraian berikut ini
a. Meganthropus
Seperti yang telah diuraikan pada materi sebelumnya, Von Koenigswald menemukan tengkorak di Desa Sangiran tahun 1941. Tengkorak yang ditemukan berupa tulang rahang bawah, dan gigi geliginya yang tampak mempunyai batang yang tegap dan geraham yang besar-besar.
Dari penemuan tersebut, maka oleh Von Koenigswald diberi nama Meganthropus Palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa tertua dari Pulau Jawa. Fosil tersebut diperkirakan hidupnya antara 20 juta - 15 juta tahun yang lalu, dan berasal dari lapisan Jetis. Untuk lebih menambah pemahaman Anda tentang jenis manusia purba di Indonesia, maka bandingkanlah jenis Meganthropus ini dengan jenis fosil yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
Ciri Meganthropus :
a. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
b. Badannya tegak
c. Hidup mengumpulkan makanan
d. Makanannya tumbuhan
e. Rahangnya kuat
b. Pithecanthropus/Homo Erectus
Dengan kedatangan Eugene Dubouis ke Pulau jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi ditemukan tulang rahang, kemudian tahun 1891 bagian tengkorak dan tahun 1892 ditemukan tulang paha kiri setelah disusun hasil penemuan fosil-fosil tersebut oleh Eugene Dubouis diberi nama Pithecanthropus Eractus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Dan sekarang fosil tersebut dinamakan sebagai Homo Erectus dari Jawa. Homo Erectus hidupnya diperkirakan antara 1,5 juta - 500.000 tahun yang lalu dan berasal dari Pleistocen tengah atau lapisan Trinil.
Ciri Pithecanthropus :
a. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
b. Hidup berkelompok
c. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
d. Mengumpulkan makanan dan berburu
e. Makanannya daging dan tumbuhan
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami bahwa Homo Erectus ternyata usianya lebih muda jika dibandingkan dengan Meghanthropus Palaeojavanicus.
Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan E. Dubouis (Homo Erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia, tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koenigswald dari lapisan jetis/pleistocen bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh E. Dubouis.
Fosil manusia yang ditemukan Von Koenigswald di lapisan jetis (??) adalah :
1. Fosil manusia yang ditemukan di Perning (Mojokerto) Jawa Timur tahun 1936 - 1941, diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto, dan sekarang disebut dengan Homo Mojokertensis.
2. Fosil manusia yang ditemukan tahun 1936 di Sangiran lembah Sungai Bengawan Solo, diberi nama Pithecanthropus Robustus yang artinya manusia kera yang besar dan kuat tubuhnya atau disebut dengan Homo Robustus.
Dari uraian di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa paham, silahkan Anda jawab pertanyaan berikut ini!
1. Fosil manusia tertua di Indonesia disebut dengan ....
2. Penemu fosil manusia tertua adalah ....
3. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan Trinil disebut dengan ....
4. Penemu fosil manusia di Trinil adalah ....
5. Fosil manusia yang ditemukan pada lapisan jetis adalah:
a. ....
b. ....
c. ....
Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, sebelum Anda selesai menjawab seluruh pertanyaan yang disajikan. Dan selanjutnya Anda dapat mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bawah ini.
1. Meganthropus Palaeojavanicus.
2. Von Koenigswald
3. Homo Erectus
4. Eugene Dubouis
5. a. Meganthropus Palaeojavanicus
b. Homo Mojokertensis
c. Homo Robustus
Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban, apakah Anda sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah merasa puas, silahkan Anda kembali mempelajari uraian materi berikut.
c. Homo Sapiens
Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara.
Ciri jenis Homo :
a. Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
b. Muka dan hidung lebar
c. Dahi masih menonjol
d. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya
Jenis fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
1. Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 - 1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapien Soloensis (Homo Soloensis).
2. Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun 1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi Homo Sapiens Wajakensis.
Tempat penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka perhatikanlah gambar peta berikut ini.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Timur.
Setelah Anda mengamati gambar peta lokasi penemuan fosil manusia purba, selanjutnya Anda dapat melengkapi tabel 3 berikut ini.
Lapisan Plestosen Jenis Fosil Penemu Lokasi Penemuan Tahun
Atas/ Ngandong
Tengah/Trinil 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
9. 10. Trinil(Ngawi) 11.
Bawah/Jetis Homo Robustus 12. 13. 14.
15. Von Koenigswald 16. 17
18. 19. 20. 1941
Seyoganya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar kemampuan pemahaman Anda terukur. Untuk selanjutnya Anda dapat mencocokkan apa yang Anda lengkapi pada tabel 3 dengan kunci jawabannya berikut ini.
1. homo Sapiens Wajakensis
2. Von reitschotten
3. wajak/Tulungangung
4. 1889
5. homo sapiens soloensis
6. Von Koenigswald
7. ngandong/Solo
8. 1931 -1934
9. Homo Erectus
10. Eugene Dubois 11. 1890
12. Von Koenigswald
13. Ngandong/Solo
14. 1939
15. Homo Mojokertensis
16. Perning/mojokerto
17. 1936
18. Megantropuspalaeo Javanicus
19. Von Koenigswald
20. Sangiran
Puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah merasa puas dan paham dengan uraian materi yang telah diberikan, maka lanjutkanlah pada materi berikutnya.
B. Perkembangan Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan manusia purba :
1. Hidup jauh sebelum tulisan ditemukan (2 jt tahun lalu )
2. Volume otaknya lebih kecil dari manusia modern ,hidup berkelompok
3. Makanan mengandalkan alam , tidak tahu cara bercocok tanam
4. Menggunakan alat pembantu kehidupan dari batu
Para peneliti manusia purba di Indonesia
Eugene Dubois = dokter berkebangsaan belanda berhasil menemukan fosil tengkorak 1890 di trinil jawa timur yang berumur 1 juta tahun ( Pithecanthropus erectus )
Ter Haar ,Oppenoorth , von koeningsvald = Menemukan fosil manusia purba ( Homo soloensis ) karena di temukan di sepanjang sungai bengawan solo
Von koenings vald = menemukan rahang bawah yang sangat besar diberi ama Megantrhopus Paleojavanicus ( 1936-1941)
Tjokrohandoyo & duifjes = berhasil menemukanfosil homo mojokertoensis yang berasal dari lapisan tanh yang sngat tua ( 2 jt tahun lalu )
Jenis manusia purba di Indonesia
a.Megantropus paleojavanicus
Megantrophus paleojavanicus
Tulang pipi yang tebal , otot kunyangnya kuat
Tonjolan kening sangat mencolok , tidak punya dagu
Perawakan yang besar ,tegap , makan tumbuhan otot tengkuk besar dan kuat
b. Pithecantropus
Tinggi sekitar 165-180cm, volume otak 750 -1350 cc , bentuk tubuh tegap , alat pengunyah dan tengkuk sangat kuat, geraham ssangat besar , bentuk tonjolan & hidung tebal belakang kepala tampak lonjong
c. Homo sapiens
Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc , tinggi badan antara 130 -210 cm , otot tengkuk & alat kunyah ( gigi ) mengalami penyusutan , muka tidak menonjol ke depan , berdiri tegak dan berjalan lebiih sempurna
Manusia prasejarah atau praaksara adalah manusia yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Mereka hidup sederhana dalam kelompok-kelompok kecil. Alat-alat yang digunakan untuk keperluan sehari-hari masih sederhana. Karena belum ditemukannya peninggalan tertulis maka gambaran mengenai kehidupannya dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan tidak tertulis seperti fosil dan alat-alat sederhana tersebut. Manusia prasejarah sering juga disebut sebagai manusia purba. Spesies manusia tertua, Homo habilis, muncul antara 2,5 sampai 1,5 juta tahun yang lalu. Homo habilis berkembang menjadi Homo erectus (1,6 juta sampai 300.000 tahun yang lalu) yang mempunyai otak lebih besar, gigi dan rahang lebih kecil, menciptakan kapak tangan, dan kemampuan membuat api.
Homo erectus kiranya adalah spesies pertama yang keluar dari Afrika menuju tempat yang lebih hangat di Utara (kini Eropa) dan ke Timur (Asia) sampai sejauh Cina dan Indonesia. 500.000 sampai 30.000 tahun lalu melewati 'land bridge' menuju Amerika. Pada masa ini sudah terdapat Homo sapiens yang otaknya sudah berkembang namun tampilan serta gigi dan rahangnya masih serupa dengan
Homo erectus. 30.000 sampai 10.000 tahun yang lalu serta melalui 'land bridge' ke Amerika Utara dan kemudian Amerika Selatan. Manusia modern, Homo sapiens sapiens mucul sekitar 40.000 tahun yang lalu dengan struktur tulang serupa dengan struktur tulang manusia modern.
C. PERKEMBAGAN BUDAYA DI INDONESIA ZAMAN PRASEJARAH
Adapun pokok-pokok materi yang dapat Anda pelajari pada bagian modul ini meliputi:
1. Kebudayaan zaman batu.
2. Kebudayaan zaman logam.
3. Kebudayaan Megalithikum.
Pembabakan prasejarah berdasarkan arkeologinya menjadi zaman batu dan zaman logam.Adapun bagian dari modul ini akan menguraikan lebih dalam lagi contoh-contoh dari periodisasi prasejarah tersebut. Sehingga untuk lebih jelasnya simaklah uraian materi berikut ini.
Pembabakan zaman berdasarkan arkeologi
1. Kebudayaan zaman batu
Seperti yang telah disebutkan pada modul sebelumnya bahwa zaman batu berdasarkan hasil temuan alat-alatnya dan dari cara pengerjaannya, maka zaman batu tersebut terbagi menjadi 3 yaitu
- zaman batu tua atau kebudayaan Palaeolithikum (Palaeo = tua, Lithos = batu),
- zaman batu madya atau kebudayaan Mesolithikum (Meso = tengah) dan
- zaman batu muda atau kebudayaan Neolithikum (Neo = baru).
Untuk contoh-contoh dari hasil kebudayaan tersebut, akan diuraikan satu persatu agar pemahaman Anda lebih jelas.
1). Kebudayaan Palaeolithikum/Batu tua.
Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur) dan Ngandong (Jawa Timur). Untuk itu para arkeolog sepakat untuk membedakan
temuan benda-benda prasejarah di kedua tempat tersebut yaitu sebagai kebudayaan
Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
Untuk mengetahui bentuk kebudayaan Pacitan sekarang Anda amati gambar 1.1 di bawah ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.1, apakah Anda masih ingat nama gambar
tersebut? Gambar 1.1 merupakan peninggalan zaman Palaeolithikum yang ditemukan
pertama kali oleh Von Koenigswald tahun 1935 di Pacitan dan diberi nama dengan kapak genggam, karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam.
Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, atau dalam ilmu
prasejarah disebut dengan chopper artinya alat penetak.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanya sebagai tempat menggenggam.
Pada awal penemuannya semua kapak genggam ditemukan di permukaan bumi,
sehingga tidak dapat diketahui secara pasti berasal dari lapisan mana.
Berdasarkan penjelasan di atas silahkan Anda menyebutkan jenis manusia yang mempergunakan kapak genggam sebagai salah satu alat
kehidupannya. Untuk itu tulislah jawaban Anda pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Pendukung kebudayaan Palaeolithikum
Hasil Kebudayaan
...............……………………………… Kapak genggam
Setelah Anda mengisi tabel 1.1 maka simaklah kembali uraian materi selanjutnya.
Berdasarkan penelitian yang intensif yang dilakukan sejak awal tahun 1990, dan
diperkuat dengan adanya penemuan terbaru tahun 2000 melalui hasil ekskavasi
yang dilakukan oleh tim peneliti Indonesia-Perancis diwilayah Pegunungan Seribu/
Sewu maka dapat dipastikan bahwa kapak genggam/Chopper dipergunakan oleh
manusia jenis Homo erectus
Daerah penemuan kapak perimbas/kapak genggam selain di Punung (Pacitan) Jawa
Timur juga ditemukan di daerah-daerah lain yaitu seperti Jampang Kulon, Parigi
(Jawa Timur), Tambang Sawah, Lahat, dan KaliAnda (Sumatera), Awangbangkal
(Kalimantan), Cabenge (Sulawesi), Sembiran dan Terunyan (Bali).
Untuk lebih memahami lokasi penyebaran kapak perimbas maka buatlah tanda (
(bujur sangkar) pada gambar peta kepulauan Indonesia berikut ini.
Gambar 1.2. Peta penyebaran kebudayaan Palaeolithikum.
Gambar 1.2. Peta penyebaran kebudayaan Palaeolithikum.
Setelah Anda membuat tanda penemuan kapak genggam pada gambar peta, maka
simaklah uraian kebudayaan Ngandong berikut ini.
Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan
kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut
bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada sisinya.
Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini maka
amati gambar 1.3 berikut ini.
.
Gambar 1.3. Alat-alat tulang
dan tanduk rusa dari Ngandong.
Setelah Anda mengamati gambar 1.3 maka diskusikanlah bersama teman-teman Anda
mengapa alat-alat dari tulang yang ditemukan di Ngandong dikelompokkan sebagai
kebudayaan Palaeolithikum? Kemukakan alasannya! Jawaban dari hasil diskusi tersebut
kumpulkan pada guru Anda
Selain alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Untuk mengetahui bentuk flakes maka amatilah gambar 1.4 berikut ini.
Gambar 1.4. Flakes dari Sangiran.
Setelah Anda mengamati gambar 1.4 flakes dari Sangiran maka bandingkanlah dengan gambar kapak perimbas dari Pacitan. Bagaimana pendapat Anda?
.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan buruannya, mengiris
daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti pisau pada masa
sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di daerah-daerah lain seperti
Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong (Jawa), Lahat (Sumatera),
Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka, Soa, Mangeruda (Flores).
Seperti tugas Anda sebelumnya, maka tugas Anda selanjutnya
adalah memberi tanda ▲Pada gambar peta 1.2 setiap lokasi penemuan flakes Setelah Anda selesai membuat tugas tersebut, maka Anda dapat tunjukkan kepada guru Anda, sehingga hasil kerja Anda diketahui kebenarannya
Walaupun alat-alat Ngandong ditemukan dipermukaan tanah tetapi
melalui penelitian dapat ditentukan bahwa alat-alat tersebut berasal dari
pleistocen atas/lapisan Ngandong. Untuk itu tentu Anda dapat menuliskan
jenis manusia yang mempergunakan alat-alat kebudayaan Ngandong.
Tuliskan jawaban Anda pada tabel 1.2 berikut ini.
Manusia pendukung Hasil Kebudayaan
1. ......................
2. ...................... Flakes, alat-alat tulang dan tanduk rusa.
Setelah Anda mengisi tabel 1.2 silahkan Anda cocokkan di kunci jawabannya berikut ini.
a. Homo sapiens soloensis.
b. Homo sapiens wajakensis.
Jika jawaban Anda semua benar maka selamat untuk Anda dan lanjutkan uraian
materi berikutnya.
2). Kebudayaan Mesolithikum
Ciri kebudayaan Mesolithikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolithikum, tetapi pada masa Mesolithikum manusia yang hidup pada zaman tersebut sudah ada yang menetap sehingga kebudayaan Mesolithikum yang sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche.
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau
tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah
membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur
Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut
menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap.
Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum).
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan
pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu
di pulau Sumatera.
Untuk dapat mengetahui bentuk dari kapak Sumatera silahkan Anda amati gambar
1.5 berikut ini.
Gambar 1.5. Pebble/Kapak Sumatera.
Setelah Anda mengamati gambar 1.5 coba Anda bandingkan pebble dengan chop-
per maupun dengan flakes! Bagaimana menurut pendapat Anda?
Bentuk pebble seperti yang Anda lihat pada gambar 1.5 dapat dikatakan sudah agak
sempurna dan buatannya agak halus. Bahan untuk membuat kapak tersebut berasal
dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain pebble yang ditemukan dalam
Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah
lingkaran) yang disebut dengan
Hache Courte atau kapak pendek. Kapak ini cara
penggunaannya dengan menggenggam.
Di samping kapak-kapak yang ditemukan dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan
pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya).
Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk
menghaluskan cat merah, bahan cat merah yang dihaluskan berasal dari tanah merah.
Dari uraian tersebut tentu timbul suatu pertanyaan untuk apa fungsi cat merah?
Mengenai fungsi dari pemakaian cat merah tidak diketahui secara pasti, tetapi
diperkirakan bahwa cat merah dipergunakan untuk keperluan keagamaan atau untuk
ilmu sihir.
Dari pernyataan di atas, coba Anda diskusikan dengan teman-teman Anda,
mengapa warna merah dikaitkan/dihubungkan dengan keagamaan/sihir?
Kecuali hasil-hasil kebudayaan, di dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil
manusia yang berupa tulang belulang, pecahan tengkorak dan gigi, meskipun tulang-
tulang tersebut tidak memberikan gambaran yang utuh/lengkap, tetapi dari hasil
penelitian memberikan kesimpulan bahwa manusia yang hidup pada masa
Mesolithikum adalah jenis Homo Sapiens.
Untuk itu silahkan Anda sebutkan jenis manusia pendukung Mesolithikum
dan tulislah jawaban Anda pada tabel 1.3 berikut ini
Manusia pendukung Hasil Kebudayaan
a. Pebble
b.Hache Courte
c. Pipisan
Setelah Anda mengisi tabel 1.3 silahkan Anda cocokkan dengan kunci jawabannya
berikut ini.
Manusia pendukung Mesolithikum adalah Papua Melanosoide.
Untuk selanjutnya Anda dapat mempelajari uraian materi berikutnya.
Abris Sous Roche adalah goa-goa yang yang dijadikan tempat tinggal manusia purba
pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca
dan binatang buas. Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan oleh Dr.
Van Stein Callenfels tahun 1928-1931 di goa Lawa dekat Sampung Ponorogo Jawa
Timur.
Alat-alat yang ditemukan pada goa tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti
ujung panah, flakes, batu pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman
Neolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Di antara alat-alat kehidupan yang ditemukan ternyata yang paling banyak adalah
alat dari tulang sehingga oleh para arkeolog disebut sebagai Sampung
Bone Culture / kebudayaan tulang dari Sampung. Karena goa di Sampung tidak ditemukan Pebble ataupun kapak pendek yang merupakan inti dari kebudayaan Mesolithikum.
Selain di Sampung, Abris Sous Roche juga ditemukan di daerah Besuki dan
Bojonegoro Jawa Timur. Penelitian terhadap goa di Besuki dan Bojonegoro ini
dilakukan oleh Van Heekeren.
Di Sulawesi Selatan juga banyak ditemukan Abris Sous Roche terutama di daerah
Lomoncong yaitu goa Leang Patae yang di dalamnya ditemukan flakes, ujung mata
panah yang sisi-sisinya bergerigi dan pebble. Di goa tersebut didiami oleh suku Toala,
sehingga oleh tokoh peneliti Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, suku Toala yang sampai
sekarang masih ada dianggap sebagai keturunan langsung penduduk Sulawesi
Selatan zaman prasejarah. Untuk itu kebudayaan Abris Sous Roche di Lomoncong
disebut kebudayaan Toala.
Selain di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, Abris Sous Roche juga ditemukan di
daerah Timor dan Rote. Penelitian terhadap goa tersebut dilakukan oleh Alfred Buhler
yang di dalamnya ditemukan flakes dan ujung mata panah yang terbuat dari batu
indah.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa zaman Mesolithikum sesungguhnya
memiliki 3 corak kebudayaan yang terdiri dari:
a. Kebudayaan pebble/pebble culture di Sumatera Timur.
b. Kebudayaan tulang/bone culture di Sampung Ponorogo.
c. Kebudayaan flakes/flakes culture di Toala, Timor dan Rote.
Dengan adanya kesimpulan dari kebudayaan Mesolithikum. Apakah Anda sudah memahami uraian materi kebudayaan Mesolithikum. Kalau Anda belum paham, maka baca kembali uraian materi di atas, namun jika Anda udah paham silahkan lengkapi tabel 1.4 berikut ini.
Ciri-ciri
Kebudayaan Lokasi
Penemuan Alat-alat Kehidupan Tokoh Peneliti
Kjokkenmonddiger 1 2. 3.
Abris Sous Roche 4.
Besuki
7.
8.
11. 5.
Ujung mata panah,
alat-alat tulang
Pebble, kapak pendek.
Alat-alat dari tulang
dan kerang.
9
12.
Van Callenfels
6.
Van Heekeren
10.
13.
Setelah Anda melengkapi tabel 1.4, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban di bawah ini.
1. Sumatera Timur (Langsa - Medan).
2. Pebble, kapak pendek, batu pipisan.
3. Dr. Van Stein Callenpels.
4. Sampung.
5. Ujung mata panah, flakes, batu pipisan, alat-alat dari tulang.
6. Van Heekeren.
7. Bojonegoro.
8. Lamoncong/Sulawesi Selatan.
9. Flakes, pebble, ujung mata panah.
10. Frits Sarasin dan Paul Sarasin.
11. Timor dan Rote.
12. Flakes, ujung mata panah.
13. Alfred Buhler.
Bagaimana hasil jawaban Anda? Apakah banyak yang benar? Jika jawaban Anda
banyak yang sesuai dengan kunci jawaban yang telah disediakan, maka Anda
dikatakan memahami uraian materi tersebut, tetapi jika masih banyak yang salah
maka Anda harus mempelajari kembali uraian materi tersebut. Selanjutnya Anda
harus menyimak kembali uraian materi berikut ini.
Berdasarkan uraian materi di atas dapatlah disimpulkan:
a. Kebudayaan Bacson - Hoabinh yang terdiri dari pebble, kapak pendek serta alat-
alat dari tulang masuk ke Indonesia melalui jalur barat.
b. Kebudayaan flakes masuk ke Indonesia melalui jalur timur.
Untuk lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum ke Indonesia, maka
simaklah gambar 1.6 peta penyebaran kebudayaan tersebut ke Indonesia.
Gambar 1.6. Peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum.
Setelah mengamati gambar 1.6, sekarang coba Anda bandingkan peta jalur
penyebaran kebudayaan Mesolithikum dengan peta penyebaran kebudayaan
Plaeolithikum.
Dengan adanya keberadaan manusia jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai
pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melakukan penelitian
terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek sampai ke daerah teluk Tonkin daerah
asal bangsa Papua Melanosoide. Dari hasil penyelidikan tersebut, maka ditemukan
pusat pebble dan kapak pendek berasal dari pegunungan Bacson dan daerah
Hoabinh, di Asia Tenggara. Tetapi di daerah tersebut tidak ditemukan flakes,
sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes bahkan di pulau
Luzon (Filipina) juga ditemukan flakes. Ada kemungkinan kebudayaan flakes berasal
dari daratan Asia, masuk ke Indonesia melalui Jepang, Formosa dan Philipina.
Dari uraian materi yang telah disajikan, maka tentu Anda dapat membandingkan
penyebaran kebudayaan Mesolithikum lebih banyak dibandingkan dengan
penyebaran kebudayaan Palaeolithikum. Dengan demikian masyarakat prasejarah
selalu mengalami perkembangan. Pergantian zaman dari Mesolithikum ke zaman
Neolithikum membuktikan bahwa kebudayaannya mengalami perkembangan dari
tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.
Dalam rangka menambah pemahaman Anda tentang perkembangan kebudayaan
zaman Neolithikum, maka simaklah uraian materi berikut ini.
3). Kebudayaan Neolithikum.
Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolithikum ini adalah jenis kapak
persegi dan kapak lonjong. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang
perkembangan kapak tersebut, maka amatilah gambar 1.7 di bawah ini.
Gambar 1.7. Peninggalan zaman
Neolithikum.
Masih ingatkah Anda nama kapak pada gambar 1.7? Kalau Anda ingat nama kapak
tersebut berarti Anda masih ingat asal-usul penyebaran kapak tersebut melalui suatu
migrasi bangsa Asia ke Indonesia
Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang
lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan
kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/
pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya
sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu
api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya
dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tAnda kebesaran. Untuk
lebih jelasnya bentuk kapak persegi dari chalcedon, maka amatilah gambar 1.8 berikut
ini.
Gambar 1.8. Kapak Chalcedon.
Setelah Anda amati gambar 1.8 maka diskusikanlah bersama teman-teman Anda
untuk mencari 2 alasan sebagai bukti bahwa kapak chalcedon hanya dipakai untuk
acara khusus seperti upacara keagamaan. Untuk mendapatkan jawaban yang benar
dari hasil diskusi Anda, dapat Anda tanyakan pada Guru Bina!
Daerah asal kapak persegi adalah daratan Asia masuk ke Indonesia melalui jalur
barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Walaupun kapak persegi berasal dari daratan Asia, tetapi di Indonesia banyak
ditemukan pabrik/tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat (Sumatera
Selatan), Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan
gunung Ijen (Jawa Timur). Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran
kapak persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang
melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.
Untuk mengetahui bentuk kapak lonjong, silahkan Anda amati gambar 1.9 berikut
ini.
Gambar 1.9. Kapak Lonjong.
Dengan adanya gambar kapak lonjong seperti pada gambar 1.9, bagaimana menurut
pendapat Anda bentuk keseluruhan dari kapak lonjong tersebut?
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman.
Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang
lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam.
Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.
kuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan
yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan
kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram,
Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan
Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong
dengan sebutan Neolithikum Papua.
Setelah Anda mempelajari uraian materi contoh kebudayaan Neolithikum,
maka untuk meningkatkan pemahaman Anda lengkapilah tabel 1.5 berikut
ini.
Tabel 1.5 Hasil Kebudayaan Neolithikum dan Penyebarannya.
Hasil Kebudayaan Neolithikum Ukuran Jalur Penyebaran Daerah penyebaran di Indonesia Fungsi Manusia Pendukung
Kapak persegi Besar
1.
3. 4. 5. 6.
Kecil
2.
Kapak lonjong Besar 7.
9. 10. - alat-alat
pertanian
-alat upacara
Kecil 8.
Jika Anda sudah melengkapi tabel 1.5, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawaban berikut ini.
1. Beliung
2. Tarah
3. Daratan Asia - Malaysia Barat - Sumatra - Jawa Bali - Kalimantan.
4. Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku.
5. Alat pertanian, pacul dan alat upacara
6. Suku Nias, Toraja, Sasak, Dayak, Batak (Proto Melayu).
7. Walzenbeil.
8. Kleinbeil.
9. Daratan Asia - Jepang - Formosa - Philipina - Minahasa - Irian.
10. Irian , Leti, Tanimbar, Seram, Gorong, Minahasa.
Apakah jawaban Anda banyak tepat? Jika jawaban Anda banyak yang tepat, maka
selamat untuk Anda! Berarti Anda telah memahami uraian materi yang telah Anda
pelajari. Untuk selanjutnya simak kembali uraian materi berikutnya.
Pada jaman Neolithikum selain berkembang kapak persegi dan kapak lonjong juga
terdapat barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah dan pakaian.
Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu, baik batu biasa
maupun batu berwarna/batu permata atau juga terbuat dari kulit kerang.
Selain perhiasan, gerabah juga
baru dikenal pada zaman Neolithikum, dan teknik
pembuatannya masih sangat sederhana, karena hanya menggunakan tangan tanpa
bantuan roda pemutar seperti sekarang. Sedangkan pakaian yang dikenal oleh
masyarakat pada zaman Neolithikum dapat diketahui melalui suatu kesimpulan
penemuan alat pemukul kayu di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Hal ini
berarti pakaian yang dikenal pada zaman Neolithikum berasal dari kulit kayu. Dan
kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya pakaian suku dayak dan suku Toraja,
yang terbuat dari kulit kayu.
Dengan adanya contoh-contoh kebudayaan Neolithikum, maka untuk memudahkan
Anda memahami keseluruhan dari kebudayaan zaman batu. Simaklah tabel 1.6
berikut ini
Tabel 1.6 IKHTISAR KEBUDAYAAN ZAMAN BATU
Zaman Hasil kebudayaan Manusia pendukung Ciri-ciri hasil budaya
Palaeolithikum Kapak genggam
Chopper/kapak perimbas,
Alat serpih/flakes,
Alat-alat tulang Homo Erectus
Homo sapienswajakensis
Homo sapiens Soloensis Batunya kasar
Belum dibentuk
Mesolithikum Kjjokenmoddinger
Abris sous Roche
Pebble, Hache Courte, Flakes Papua Melanesoide Batunya agak halus
Agak dibentuk sesuai kebutuhan
Neolithikum Kapak persegi
Kapak lonjong
Perhiasan
Gerabah Proto Melayu ( suku Nias, Batak, Toraja,
Dayak, Sasak) Batunya sudah halus
Dibentuk sesuai
kebutuhuan
Setelah Anda menyimak bagan 1.6. Apakah Anda sudah memahami secara garis
besar kebudayaan zaman batu? Kalau Anda belum paham, maka pelajari kembali
uraian materinya. Jangan tergesa-gesa, tetapi apabila Anda sudah paham, lanjutkan
kembali mempelajari kebudayaan zaman berikutnya.
B. Kebudayaan Zaman Logam
Dengan berkembangnya tingkat berpikir manusia, maka manusia tidak hanya
menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga
mempergunakan bahan dari logam yaitu perunggu dan besi untuk membuat alat-alat
yang diperlukan.
Dengan adanya migrasi bangsa Deutro Melayu/Melayu muda ke Indonesia maka masyarakat prasejarah Indonesia mengenal logam perunggu dan besi secara bersamaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kebudayaan logam yang dikenal di Indonesia
berasal dari Dongson, nama kota kuno di Tonkin yang menjadi pusat kebudayaan
perunggu di Asia Tenggara. Karena itu kebudayaan perunggu di Indonesia disebut juga
dengan Kebudayaan Dongson.
Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak.
Tabel 1.7 IKHTISAR KEBUDAYAAN LOGAM
Jenis kebudayaan Logam Hasil kebudayaan Daerah penemuan/
penyebaran Manusia pendukung
PERUNGGU
Kapak corong/sepatu
Nekara/moko
Arca perunggu
Bejana perunggu
Perhiasan Sentani,Rote, Sulawesi,Bali,Jawa
Sumatera,Jawa,Bali,Selayar,
Kei,Alor
Bangkinang(Riau), Bogor,
Palembang,Makasar
Sumatera(danau Kerinci),
Madura
Bogor,Malang,Bali Deutro Melayu
Minang,
Jawa,
Bali,
Bugis
C. Kebudayaan Megalithikum
Apakah Anda masih ingat kebudayaan Megalithikum?
Seperti yang pernah Anda pelajari pada modul sebelumnya bahwa megalithikum/
kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan
bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan
manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidakdikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat samapai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan
kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
Mengenai contoh-contoh suku lainnya dapat Anda pelajari pada buku-buku yang relevan seperti buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karangan Prof. Dr. Koentjaraningrat. Buku tesebut dapat Anda pinjam dari perpustakaan umum atauperpustakaan sekolah Anda.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang kebudayaan megalithikum, maka
simaklah contoh-contoh dari hasil kebudayaan megalithikum yang akan disajikan pada
uraian materi berikut ini.
1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal
dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu
seperti punden berundak-undak.
Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera
Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk men-
hir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.
Gambar 1.17. Menhir
Bagaimana kesan Anda setelah melihat bentuk-bentuk menhir melalui gambar 1.17?
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada
satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap
roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi
fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan
fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat
penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di
Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati
gambar-gambar berikut ini.
Gambar 1.18. Punden berundak-undak dan ilustrasinya.
Setelah Anda mengamati gambar 1.18, apa yang terlintas dalam pikiran Anda?
Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundak-undak.
entu Anda sudah pernah melihat candi Borobudur, baik secara langsung maupun
hanya melalui gambar ataupun televisi. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah
bangunan pemujaaan untuk umat Budha, dan menurut Prof. Dr. Sutjipto Wirgosuparto,
arsitektur bangunan Borobudur merupakan tiruan atau kelanjutan dari punden
berundak-undak.
Untuk itu tugas Anda adalah carilah persamaan dan perbedaan antara
candi Borobudur dengan Punden berundak-undak pada tabel di bawah
ini.
Setelah Anda mengisi tabel di atas, untuk mengetahui kebenaran jawaban Anda,
maka cocokkanlah jawan Anda dengnan kunci jawabannya berikut ini.
Persamaan antara Borobudur dengan Punden Berundak-undak adalah sama-sama
sebagai bangunan suci karena berfungsi untuk tempat pemujaan. Adapun
perbedaannya candi Borobudur merupakan bangunan suci umat Budha, dan bentuk
bangunannya sempurna dan indah karena penuh dengan relief dan ragam hias.
Sedangkan Punden Berundak-undak hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari
batu yang disusun bertingkat-tingkat tanpa relief ataupun ragam hias dan sebagai
tempat memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal.
Berdasarkan penjelasan persamaan dan perbedaan antara Punden Berundak-undak
dengan candi Borobudur, apakah Anda sudah memahami uraian materi tentang
Punden Berundak-undak? Kalau Anda sudah merasa paham dengan uraian materi
tersebut, maka Anda dapat mempelajari hasil budaya megalithikum selanjutnya.
3. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-
sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat,
agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya
diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut
dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa
Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk mengetahui bentuk Dolmen, dapat Anda amati gambar 1.19 berikut ini.
Gambar 1.19. Dolmen
Gambar 1.19. Dolmen
Bagaimana menurut Anda tentang gambar 1.19?
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/
tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami tentang dolmen? Kalau
Anda sudah paham bandingkan dengan hasil budaya Megalithikum berikut ini.
4. Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya
menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan
umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi,
perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali
Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa
sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang Sarkofagus, maka amatilah gambar
1.20 berikut ini.
Gambar 1.20. Sarkofagus
Dari gambar 1.20, coba Anda amati dengan baik bentuk dari Sarkofagus, kemudian
nanti Anda bandingkan dengan hasil megalithikum berikut ini, sehingga Anda dapat
mencari perbedaan antara keduanya.
5. Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat
dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang
dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat),
Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga
ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta
manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui
persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan
tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya. Tetapi untuk dapat mencari
perbedaan antara keduanya, silahkan Anda amati gambar 1.21 berikut ini.
Gambar 1.21. Peti kubur.
Setelah Anda mengamati bentuk peti kubur pada gambar 1.21 maka tugas Anda
adalah mencari perbedaaan antara bentuk peti kubur dengan sarkofagus!
Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Tabel Perbedaaan Peti Kubur Dengan Sarkofagus
Perbedaan
Peti Kubur Sarkofagus
Jika Anda sudah mengisi tabel di atas, maka bacalah kembali uraian berikut ini agar
Anda dapat mengetahui kebenaran jawaban Anda.
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa sarkofagus
adalah keranda/peti mayat yang dibuat dari batu yang masih utuh dan batu utuh
tersebut dibentuk seperti lesung yang ada tutupnya. Sedangkan peti kubur adalah
peti mayat yang dibuat lempengan-lempengan batu/papan-papan batu disusun
membentuk kotak batu yang disertai dengan tutupnya,
Dari uraian di atas, apakah Anda memahami perbedaan antara keduanya? Kalau
Anda sudah paham, maka pelajari kembali uraian materi budaya megalthikum
berikutnya.
6. Arca batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang
yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan entuk arca
manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan
penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang
menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah
(Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara
lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk mengetahui bentuk Arca batu gajah dapat Anda amati gambar 1.26 berikut
ini.
Gambar 1.22. Arca Batu Gajah dari Pasemah.
Perhatikanlah gambar Arca Batu Gajah dari Pasemah tersebut, karena dari gambar
tersebut terdapat gambar nekara kecil yang diikat di punggung.
Dengan melihat gambar tersebut sebagai salah satu contoh peninggalan
Megalithikum, maka tugas Anda memberikan kesimpulan hubungan antara
Kebudayaan Megalithikum dengan Kebudayaan Perunggu seperti yang terlihat pada
Arca Batu Gajah.
Tulislah kesimpulan Anda pada titik-titik di bawah ini.
Kesimpulannya adalah ..............................................................................................
...................................................................................................................................
Setelah Anda menuliskan kesimpulannya, maka cocokkan dengan penjelasan berikut ini.
Penelitian terhadap Kebudayaan Megalithikum di dataran tinggi Pasemah/Sumatera
Selatan dilakukan oleh Dr. Van Der Hoep dan Van Heine Geldern. Dari hasil penelitian
tersebut disimpulkan bahwa Kebudayaan Perunggu mempengaruhi Kebudayaan
Megalithikum atau dengan kata lain Kebudayaan Megalithikum merupakan cabang
dari Kebudayaan Dongson (Perunggu).
Kesimpulan ini dibuat karena di Pasemah banyak ditemukan peninggalan budaya
Megalith dan budaya perunggu, seperti patung/arca prajurit dengan topi logam/helm
yang mengendarai kerbau atau gajah. Prajurit tersebut juga membawa nekara kecil
pada panggungnya.
Demikianlah uraian materi tentang contoh-contoh peninggalan megalithikum yang
berkembang pada zaman prasejarah.
Untuk memudahkan Anda memahami uraian materi Kebudayaan Megalithikum maka
simaklah ikhtisar dari Kebudayaan Megalithikum seperti pada tabel 1.8 di bawah ini.
Tabel 1.8 IKHTISAR KEBUDAYAAN MEGALITHIKUM
Hasil budaya
Megalithikum Ciri-ciri Fungsi Lokasi penemuan
Menhir
Punden
Berundak-
Undak
Dolmen
Pandhusa
Sarkofagus
Peti kubur,
Arca batu Tugu/tiang batu
tunggal atau
kelompok
Susunan batu bertingkat-tingkat
Meja yang terbuat,
dari batu
Meja batu yang
Kakinya tertutup rapat
Batu utuh dibuat lesung yang ada tutup
Lempengan batu,
yang tersusun
Patung manusia
dan binatang Tempat pemujaan
Tempat pemujaan
Tempat sesajen
Kuburan
Keranda/menyim- pan mayat
Menyimpan Mayat
Penghormatan terhadap tokoh tang disukai Pasemah/Sumatera
yang berdiri Selatan, Sulawesi
Lebak Sibedug, Bukit /Jawa Timur
Cipari Kuningan,
dari batu Pasemah, Nusa Tenggara
Bondowoso Besuki/Jawa Timur
Bali
Cipari ,Cirebon,
Cepu, Wonosari
Pasemah, Lampung
Jawa Tengah, Jawa
Timur
Dengan adanya ikhtisar/rangkuman tentang uraian materi seperti pada tabel 1.8,
mudah-mudahan Anda semakin mudah memahami uraian materi tentang kebudayaan
material masyarakat prasejarah Indonesia yang disajikan dalam modul ini.
Demikian uraian materi kegiatan belajar 1 dari modul ini, semoga Anda mudah
memahami materi kegiatan belajar ini dengan baik.
Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda kerjakanlah latihan soal berikut ini dengan
sungguh-sungguh.
KEGIATAN I
1. Bacalah soal-soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
2. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah.
3. Bentuk soal terdiri dari:
a. Pilihan berganda 10 soal.
b. Isian/essay berstruktur 10 soal.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar!
1. Hasil dari cipta, rasa karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup adalah
pengertian dari ...
a. Peradaban d. Aktivitas
b. Kebudayaan e. Cultural Universal
c. Civilization
2. Kebudayaan yang dapat diraba dilihat secara nyata/kongkrit merupakan penegertian
dari kebudayaan yang bersifat...
a. Material d. Rohaniah
b. Spiritual e. Aktivitas
c. Immaterial
3. Kebudayaan batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah/dihaluskan adalah
ciri dari kebudayaan ...
a. Mikrolithikum d. Palaeolithikum
b. Neolithikum e. Megalithikum
c. Mesolithikum
4. Tokoh yag pertama kali menemukan kapak genggam adalah ...
a. Von Koenigswald d. Van der Hoop
b. Van Stein Callenfels e. Eugene Dubois
c. Van Hekeeren
5. Ciri khas dari kebudayaan Mesolithikum adalah ditemukannya ...
a. Abris Sous Roche d. Alat-alat tulang
b. Hache Courte e. Kjokkenmoddinger
c. Flakes
6. Perhatikan nama-nama daerah di bawah ini!
1). Sampung
2). Lamoncong
3). Pacitan
4). Besuki
5). Bondowoso
Dari nama-nama daerah tersebut di atas, yang merupakan daerah tempat
ditemukannya Abris Sous Roche adalah ....
a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4
b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5
c. 1, 2, 5
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
8. Perbedaan antara kapak lonjong dengan kapak persegi adalah ....
Kapak lonjong Kapak persegi
a. Penyebarannya ke Indonesia
melalui jalur barat
b. Fungsinya sebagai alat upacara
c. Terdiri dari walzenbeil dan kleinbeil
d. Manusia pendukungnya Proto Melayu
e. Daerah penemuannya Sumatera, Jawa,
Bali
a. Penyebarannya ke Indonesia melalui
jalur timur
b. Fungsinya sebagai alat pertanian
c. Terdiri dari beliung dan tarah
d. Manusia pendukungnya Deutro
Melayu
e. Kei Alor Selayar, Irian
9. Gambar di bawah ini berfungsi sebagai ....
a. Alat upacara
b. Tempat menyimpan air
c. Tempat menyimpan abu jenazah
d. Simbol status
e. Mas kawin/jujur
10. Arca batu Gajah adalah peninggalan dari kebudayaan ........
a. Palaeolithikum d. Megalithikum
b. Mesolithikum e. Mikrolithikum
c. Neolithikum
II. Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah:
a. ... b. ...
2. Fungsi dari alat-alat tulang pada jaman Palaeolithikum adalah
a. ... b. ...
3. Kapak peninggalan Mesolithikum disebut dengan
a. ... b. ...
4. Tempat penemuan Bone Culture adalah ....
5. Tempat pembuatan kapak persegi di Indonesia terletak di daerah
a. ... b. ... c. ... d. ...
6. Kapak lonjong disebut juga dengan. ...
7. Fungsi dari candrasa adalah ....
8. Teknik pembuatan nekara di Indonesia adalah ....
9. Fungsi dari dolmen adalah ....
10. Ciri dari peninggalan Megalitikhum adalah
a. ... b. ...
Setelah Anda menjawab soal-soal tugas kegiatan 1 ini, maka cocokkan jawaban Anda
dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini. Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, agar tingkat pemahaman Anda terukur.
Kalau Anda berhasil , selamat! Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 2.
D CIRI DAN CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT PRASEJARAH
INDONESIA
Setelah mempelajari modul ini Anda dapat:
1. menjelaskan tiga ciri kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia; dan
2. menguraikan enam corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia.
Adapun pokok-pokok materi yang dapat Anda pelajari pada bagian modul ini meliputi:
1. Ciri-ciri kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia.
2. Corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia.
Keberhasilan selalu menjadi idaman setiap orang. Bagaimana dengan diri Anda? Jika Anda ingin selalu dapat mempertahankan keberhasilan, seperti yang pernah Anda raih, maka Anda harus tetap tekun dan ulet.
Kegiatan belajar 2 ini membutuhkan persiapan diri Anda.
Untuk lebih memahami apa yang di lakukan masyarakat prasejarah, silahkan Anda simak terlebih dahulu uraian materi berikut ini.
1) Ciri Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia
Materi ini akan membahas bagaimana perilaku masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, pada masa bercocok tanam dan pada masa perundagian.
Dalam rangka memudahkan Anda memahami uraian materi ini maka yang akan disajikan terlebih dahulu adalah perilaku masyarakat pada awal berlangsungnya kehidupan masa prasejarah. Untuk itu simaklah uraian materi berikut ini.
a. Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia tinggal di alam terbuka seperti di hutan, di tepi sungai, di goa, di gunung atau di lembah-lembah. Tempat tinggal
mereka belum menetap, masih berpindah-pindah atau nomaden mengikuti alam yang
dapat menyediakan makanan terutama binatang buruan.
Apabila binatang buruan dan bahan makanan sudah habis, mereka akan mencari
dan pindah ke tempat yang lebih subur. Inti dari kehidupan sehari-hari masyarakat
ini adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu juga.
Kegiatan semacam ini disebut dengan Food Gathering atau pengumpul makanan
tahap awal.
Masyarakat pengumpul makanan tersebut telah mengenal kehidupan berkelompok
kecil, hal ini karena kehidupannya nomaden. Hubungan antara kelompok sangat
erat, karena mereka harus bekerja bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup
serta mempertahankan kelompoknya dari serangan kelompok lain atau serangan
binatang-binatang buas. Meskipun dalam kehidupan yang masih sangat sederhana,
mereka telah mengenal adanya pembagian tugas kerja, dimana kaum laki-laki
biasanya tugasnya adalah berburu, kaum perempuan tugasnya adalah memelihara
anak serta mengumpulkan buah-buahan dari hutan.
Masing-masing kelompok memiliki pemimpin yang ditaati dan dihormati oleh anggata
kelompoknya. Dengan demikian pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
sudah terlihat adanya tanda-tanda kehidupan sosial dalam suatu kelompok
masyarakat, walaupun tingkatannya masih sangat sederhana.
Kesederhanaan kehidupan sosial tersebut terlihat dari ketidaktahuan masyarakat
dalam menyimpan sisa makanan, tidak mengenal tata cara perkawinan, tidak
melakukan penguburan terhadap mayat. Karena belum mengenal religi/ kepercayaan.
Hal ini dapat dibuktikan melalui alat-alat kehidupan yang dihasilkan pada zaman
batu tua.
Dari uraian tersebut, tentu masih hangat dalam ingatan Anda tentang kebudayaan
batu tua/paleolithikum. Untuk menambah pemahaman Anda maka tulislah hasil
kebudayaan palaeolithikum dan ciri-cirinya pada tabel di bawah ini.
TABEL 1.1 KEBUDAYAAN PALAEOLITHIKUM DAN CIRI-CIRINYA
Hasil kebudayaan Ciri-cirinya
1.
2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
9.
10.
Setelah Anda mengisi tabel 2.1, maka sesuaikan apa yang Anda tulis dengan kunci
jawabannya berikut ini.
1. Chopper/kapak genggam
2. Flakes/alat serpih
3. Alat penusuk
4. Tombak
5. Mata panah
6. Sebagian besar alat terbuat dari batu
7. Terbuat dari tulang
8. Hasil buatannya kasar
9. Bentuknya sederhana.
10. Belum diasah/diupam
Jika jawaban Anda banyak yang benar, selamat untuk Anda. Dan Anda dapat
mempelajari kembali uraian berikutnya.
Pengenalan terhadap api bagi masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan
sangat dimungkinkan karena berdasarkan analogi jenis manusia purba yang
ditemukan di Cina sudah mengenal api.
Dari uraian tersebut, apakah Anda masih ingat nama jenis manusia purba yang di
temukan di Cina? Jenis manusia purba di Cina disebut dengan Sinanthropus
Pekinensis yang memiliki persamaan dengan Homo Erectus. Dimana keduanya
memiliki persamaan. Untuk itu apa yang menjadi ciri dari manusia Sinanthropus
Pekinensis juga menjadi ciri dari Homo Erectus sebagai pendukung dari kehidupan
berburu dan mengumpulkan makanan.
Apakah dari uraian tersebut Anda sudah pahami? Kalau Anda sudah paham, silahkan
simak kembali uraian materi ini.
Untuk mengetahui alat komunikasi apa yang dipakai oleh masyarakat zaman batu
tua sangatlah tidak mudah, tetapi yang jelas bahwa antar manusia yang satu dengan
yang lain pasti mempunyai cara untuk berkomunikasi. Kira-kira menurut Anda bahasa
apa yang dipakai sebagai alat komunikasi pertama pada zaman batu tua?
Sesuai dengan kehidupan masyarakatnya berburu dan mengumpulkan makanan,
maka alat komunnikasi yang sangat dimungkinkan adalah bahasa isyarat, karena
bahasa isyarat adalah bahasa yang diperlukan pada saat berburu. Dengan adanya
migrasi/perpindahan bangsa-bangsa dari Asia daratan ke Indonesia seperti yang
dilakukan oleh bangsa Papua Melanosoide, maka secara lambat laun terjadi
perubahan dalam kehidupan masyarakat .
Perubahan kehidupan yang terjadi secara lambat sangat dimungkinkan karena di
lihat dari bentuk adaptasinya masih berdasarkan berburu dan mengumpulkan
makanan, walaupun sudah memasuki tingkat lanjut atau disebut dengan Food gath-
ering tingkat lanjut.
Kehidupan Food gathering tingkat lanjut terjadi pada saat berlangsungnya zaman
Mesolithikum ditAndai dengan kehidupan sebagian masyarakatnya bermukim dan
berladang (huma). Yang menjadi tempat mukimnya/menetapnya adalah gua-gua
dipedalaman atau tepi-tepi pantai.
Dengan kehidupan menetap tersebut maka terjadilah pertumbuhan dalam kehidupan
yang lain yaitu antara lain mereka sudah tahu menyimpan sisa makanan, mengenal
tata cara penguburan mayat, mengenal religi/kepercayaan dan bahkan mengenal
kesenian.
Bukti adanya pengenalan terhadap religi dan kesenian yaitu ditemukan lukisan cap
tangan yang diberi warna merah dan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding
gua Abris Sous Roche, seperti yang ditemukan di gua Leang-Leang Sulawesi Selatan,
di Seram dan di Irian Jaya.
Untuk memperjelas pemahaman Anda , dapat Anda amati gambar1.2 berikut ini.
Gambar 1.2. Lukisan tangan dan babi hutan pada dinding
Gua Leang-leang (Sulawesi Selatan)
Dari gambar 1.2 yang Anda amati, bagaimana pendapat Anda tentang makna lukisan
tersebut?
Lukisan pada dinding gua zaman mesolithikum banyak dihubungkan dengan
keagamaan, karena lukisannya banyak menggunakan warna merah (warna darah).
Warna merah dianggap memiliki kekuatan magis/gaib. Lukisan cap tangan dianggap
memiliki makna tanda berkabung dari seorang wanita yang ditinggal mati suaminya,
karena pada umumnya jari manis pada lukisan tangan tersebut dipotong.
Sedangkan lukisan babi hutan yang sedang lari dan pada arah jantungnya terdapat
mata panah dimaksudkan bahwa, pada waktu berburu mereka mengharapkan
binatang buruan. Lukisan tersebut diduga dibuat oleh seorang pawang pada waktu
upacara perburuan.
Berdasarkan uraian materi tersebut, untuk mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap materi ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, maka lengkapilah tabel 1.2 berikut ini.
Periodisasi prasejarah Ciri-ciri kehidupan Hasil kebudayaan
Berburu dan
mengumpulkan makanan PALAEOLITHIKUM - 1.
- 2.
- 3
- 4
- 5
- 6 - 7
- 8
- 9
- 10
Bermukim dan berladang . MESOLITHIKUM 11.
12.
13.
14.
15.
16. 17.
18.
19.
20.
Setelah Anda melengkapi tabel 1.2 di atas maka untuk mengetahui kebenaran tabel
yang Anda lengkapi, cocokkanlah dengan kunci jawaban di bawah ini.
1. Hidupnya nomaden/berpindah - pindah tempat
2. Food Gathering
3. Hidupnya berkelompok kecil
4. Alat kehidupannya kasar
5. Sudah mengenal api
6. Menggunakan bahasa isyarat
7. Chopper/kapak genggam/kapak perimbas
8. Flakes
9. Mata panah
10. Alat-alat tulang
11. Menyimpan sisa makanan
12. Mengenal religi
13. Mengenal penguburan mayat
14. Mengenal kesenian
15. Alat kehidupannya agak halus
16. Hidupnya sebagian menetap
17. Pebble/kapak pendek
18. Flakes
19. Alat-alat tulang
20. Batu pipisan
Bagaimana dengan jawaban dari tabel 2.2 yang Anda lengkapi? Apakah yang Anda
tulis sudah benar? Kalau jawaban Anda banyak yang benar, maka Anda dapat
melanjutkan mempelajari uraian materi selanjutnya.
b. Masa bercocok tanam
Sebelum Anda mempelajari uraian materi, terlebih dahulu perhatikan skema berikut ini.
Dari skema di atas, dapatlah dijelaskan bahwa dengan adanya perubahan kehidupan
dari semi sedenter menjadi kehidupan yang menetap maka sistem huma/perladangan
yang sudah dikenal oleh masyarakat mengalami penyempurnaan menjadi sistem
bercocok tanam.
Sistem bercocok tanam atau dikenal dengan sistem persawahan dapat menggunakan
lahan yang terbatas dan kesuburan tanahnya dapat dijaga melalui pengolahan tanah,
irigasi dan pemupukan. Hal ini mengakibatkan masyarakat tidak lagi berpindah-pindah
temapt dan selalu berusaha untuk menghasilkan makanan atau dikenal dengan istilah
Food Producing.
Kemampuan Food Producing membawa perubahan yang besar, dalam arti membawa
akibat yang mendalam dan meluas bagi seluruh kehidupan masyarakat pada masa
tersebut, karena masyarakat yang sudah menetap maka akan tercipta kehidupan
yang teratur.
Dengan kehidupan masyarakat yang teratur berarti kehidupan masyarakatnya
terorganisir dengan rapi dan bahkan membentuk semacam desa, dan masyarakat
tersebut sudah memilih pemimpinya (kepala suku) dengan cara musyawarah sesuai
dengan prinsip
primus inter pares.
Pemilihan pemimpin yang berdasarkan prinsip primus inter pares menAndakan bahwa
pemimpin tersebut dipilih diantara mereka yang memiliki kelebihan baik fisik (kuat)
maupun spiritual (keahlian).
Di samping adanya perkembangan dalam kehidupan sosial, juga mumcul sistem
perekonomian dalam kehidupan masyarakat. Hal ini karena dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidup, maka dikenal sistem pertukaran barang dengan barang
(perdagangan barter).
Kemajuan yang dicapai oleh masyarakat pada masa bercocok tanam dapat dilihat
dari alat-alat kehidupannya yang dibuat oleh masyarakat tersebut, dimana alat-alat
kehidupannya sudah dibuat halus/diasah, sempurna serta mempunyai nilai seni
bahkan fungsi beraneka ragam.
Alat-alat kehidupan yang dibuat pada masa ini ada yang digunakan sebagai alat
upacara (keagamaan) yang didasarkan atas kepercayaan yang berkembang pada
masa ini yaitu Animisme dan Dinamisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap
roh dan Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki
kekuatan gaib.
Untuk lebih jelasnya pengertian tentang kepercayaan aninisme dan dinamisme nanti
akan Anda pelajari pada uraian materi selanjutnya.
Dasar dari kepercayaan aninisme dan dinamisme terlihat adanya tradisi Megalith.
Tradisi Megalithikum muncul pada masa Neolithikum dan berkembang pesat pada
zaman perundagian, dan ditandai adanya bangunan-bangunan besar untuk
pemujaan.
Demikianlah uraian materi tentang ciri-ciri kehidupan masyarakat
bercocok tanam. Untuk selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini.
1. Lima ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam yaitu:
a. ...
b. ...
c. ...
d. ...
e. ...
2. Sebutkan hasil kebudayaan masyarakat pada masa bercocok tanam!
a. ...
b. ...
c. ...
d. ...
e. ...
3. Sebutkan nama suku bangsa yang menjadi pendukung pada masa bercocok
tanam!
a. ...
b. ...
c. ...
d. ...
e. ...
Jika Anda sudah menuliskan jawaban pertanyaan di atas, maka cocokkan dengan
kunci jawaban berikut ini.
1. a. Menetap.
b. Food Producing.
c. Kehidupan masyarakat teratur (terbentuk desa).
d. Mengenal tradisi megalith (Aninisme dan Dinamisme).
e. Mengenal perdagangan barter.
2. a. Kapak persegi.
b. Kapak lonjong.
c. Gerabah.
d. Perhiasan
e. Pakaian.
3. a. Suku Toraja
b. Suku Nias
c. Suku Dayak
d. Suku Sasak
e. Suku Batak
Bagaimana dengan jawaban Anda? Jika jawaban Anda banyak yang benar berarti
Anda sudah memahami, dan Anda dapat membandingkan dengan ciri-ciri kehidupan
masyarakat berikutnya.
c. Masa perundagian
Masa perundagian sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia,
karena pada masa ini sudah terjadi hubungan dengan daerah-daerah disekitar
kepulauan Indonesia.
Penggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman budaya,
berbagai bentuk benda seni, peralatan hidup dan upacara yang menunjukkan
kehidupan masyarakat masa itu sudah memiliki selera yang tinggi. Hidup masyarakat
teratur dan makmur.
Kemakmuran masyarakat dapat diketahui melalui perkembangan teknik pertama,
dengan mengembangkan pertanian yang intensif dan sebagai akibatnya sektor
pertanian mengalami perkembangan yang pesat dan hal ini berdampak kepada
kemajuan perekonomian, yang ditandai dengan berkembangnya perdagangan dan
pelayaran.
Di samping perdaganan dan pelayaran yang meningkat dalam kehidupan
beragamapun juga berkembang pesat, yang dibuktikan dengan banyaknya bangunan
megalithikum yang didirikan dalam rangka penghormatan dan pemujaan terhadap
roh nenek moyang.
Demikianlah uraian materi tentang ciri-ciri kehidupan masyarakat pada
masa perundagian. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda
lengkapilah tabel 1.3 di bawah ini.
Periodesasi prasejarah Cirri-ciri kehidupan Hasil Kebudayaan
P
E
R
U
N
D
A
G
I
A
N M
E
G
A
L
I
T
H
I
K
U
M 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kapak corong
7.
8.
9.
10.
11. Menhir
Sarkofagus
12.
13.
14.
15.
Setelah Anda melengkapi tabel 2.3 sesuaikan jawaban Anda dengan kunci jawaban
berikut ini.
1. Mengenal teknologi pembuatan 8. Bejana perunggu
alat-alat logam 9. Perhiasan
2. Mengenal pertanian intensif 10. Manik-manik
3. Perdagangan berkembang 11. Arca perunggu
4. Pelayaran berkembang 12. Punden berundak-undak
5. Masyarakat teratur 13. Dolmen
6. Kehidupan keagamaan berkembang 14. Kubur batu
7. Nekara 15. Arca batu
Bagaimana jawaban Anda? Kalau Anda mempelajari dengan sungguh-sungguh
uraian materinya, tentu Anda akan mudah memahaminya dan bagan yang Anda
lengkapi akan sesuai dengan kunci jawabannya.
Selanjutnya Anda diharapkan dapat memahami bagaimana corak dari kehidupan
masyarakat berdasarkan peninggalan-peningglan kebudayaan prasejarah yang telah
Anda pelajari sebelumnya.
Untuk mendapatkan pemahaman yang luas, silahkan Anda simak uraian materi
berikut ini.
B. Corak Kehidupan Masyarakat Prasejarah Indonesia
Kebudayaan dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Masyarakat dapat bertahan hidup karena menghasilkan kebudayaan, kebudayaan itu
ada karena dihasilkan oleh masyarakat. Dan melalui kebudayaanlah segala corak
kehidupan masyarakat dapat diketahui.
Dengan demikian dari hasil-hasil kebudayaan material seperti yang Anda pelajari pada
kegiatan belajar 1 dapat dikaji dan dipelajari corak kehidupan masyarakat prasejarah
Indonesia, seperti yang akan diuraikan pada uraian materi berikut ini.
1). Sistem kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat prasejarah diperkirakan mulai tumbuh pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut atau disebut dengan masa
bermukim dan berladang yang terjadi pada zaman Mesolithikum.
Mengenai bukti adanya kepercayaan pada zaman Mesolithikum dapat Anda tulis
pada titik-titik di bawah ini.
Buktinya adalah ....
Bukti lain yang turut memperkuat adanya corak kepercayaan pada zaman prasejarah
adalah ditemukannya lukisan perahu pada nekara. Lukisan tersebut menggambarkan
kendaraan yang akan mengantarkan roh nenek moyang ke alam baka. Hal ini berarti
pada masa tersebut sudah mempercayai akan adanya roh.
Kepercayaan terhadap roh terus berkembang pada zaman prasejarah hal ini tampak
dari kompleksnya bentuk-bentuk upacara penghormatan, penguburan dan pemberian
sesajen. Kepercayaan terhadap roh inilah dikenal dengan istilah Animisme.
Aninisme berasal dari kata Anima artinya jiwa atau roh, sedangkan isme artinya
paham atau kepercayaan. Di samping adanya kepercayaan animisme, juga terdapat
kepercayaan Dinamisme.
Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang dianggap
memiliki kekuatan gaib. Contohnya yaitu kapak yang dibuat dari batu chalcedon (batu
indah) dianggap memiliki kekuatan. Untuk contoh-contoh yang lain dapat Anda baca
kembali uraian materi kegiatan belajar 1 modul ini. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat prasejarah adalah Animisme dan Dinamisme. Apakah dari uraian ini
Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak uraian materi berikutnya.
2) Kemasyarakatan
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, masyarakatnya hidup berkelompok-kelompok dalam jumlah yang kecil. Tetapi hubungan antara
kelompoknya sudah erat karena mereka harus bersama-sama menghadapi kondisi
alam yang berat, sehingga sistem kemasyarakatan yang muncul pada masa tersebut
sangat sederhana.
Tetapi pada masa bercocok tanam, kehidupan masyarakat yang sudah menetap
semakin mengalami perkembangan dan hal inilah yang mendorong masyarakat untuk
membentuk keteraturan hidup. Dan aturan hidup dapat terlaksana denga baik karena
adanya seorang pemimpin yang mereka pilih atas dasar musyawarah.
Selanjutnya sistem kemasyarakatan terus mengalami perkembangan khususnya pada
masa perundagian. Karena pada masa ini kehidupan masyarakat lebih kompleks.
Masyarakat terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya.
Masing-masing kelompok memiliki aturan-aturan sendiri, dan di samping adanya
aturan yang umum yang menjamin keharmonisan hubungan masing-masing
kelompok. Aturan yang umum dibuat atas dasar kesepakatan bersama/musyawarah
dalam kehidupan yang demokratis.
Dengan demikian sistem kemasyarakatan pada masa prasejarah di Indonesia telah
dilandasi dengan musyawarah dan gotong royong.
Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa
paham, silahkan kerjakanlah tugas berikut ini :
Buatlah contoh-contoh perilaku dari masyarakat prasejarah yang dilAndasi dengan
musyawarah dan gotong-royong.
Tulislah contoh-contoh Anda pada tabel 2.6 berikut ini
TABEL 1. 4 Contoh perilaku masyarakat
Contoh
Musyawarah Gotong royong
Setelah Anda mengisi tabel 2.6, maka salinlah jawaban Anda pada kertas selembar
untuk ditunjukkan pada guru Anda pada dan selanjutnya Anda dapat menyimak kembali uraian materi berikutnya
3) Pertanian
Sistem pertanian yang dikenal oleh masyarakat prasejarah pada awalnya adalah perladangan/huma, yang hanya mengandalkan pada humus, sehingga bentuk
pertanian ini wujudnya berpindah tempat.
Selanjutnya masyarakat mulai mengembangkan sistem persawahan, sehingga tidak
lagi bergantung pada humus, dan berusaha mengatasi kesuburan tanahnya melalui
pengolahan tanah, irigasi dan pemupukan.
Demikianlah uraian materi tentang corak pertanian yang dikenal oleh masyarakat
prasejarah, untuk selanjutnya dapat Anda simak kembali corak kehidupan masyarakat
yang lain seperti pada uraian materi berikut ini.
4) Pelayaran
Dengan adanya perpindahan bangsa- bangsa dari daratan Asia ke Indonesia membuktikan bahwa sejak abad sebelum masehi, nenek moyang bangsa Indonesia sudah memiliki kemampuan berlayar.
Kemampuan berlayar terus mengalami perkembangan, mengingat kondisi geografis
Indonesia terdiri dari pulau-pulau sehingga untuk sampai kepada pulau yang lain
harus menggunakan perahu. Jenis perahu yang dipergunakan adalah perahu
bercadik. Untuk menambah wawasan Anda, tentang perahu bercadik, silahkan Anda
amati gambar 1.3. berikut ini.
Gambar 1.3 Perahu Bercadik.
Setelah Anda melihat gambar 1.3; apakah Anda mengetahui cara pembuatan perahu
bercadik?
Dari pembuatan perahu bercadik yang sederhana tetapi sudah mampu mengarungi
samudera pada jaman prasejarah tersebut. Hal tersebut patutlah untuk dibanggakan
kehebatan kemampuan berlayar nenek moyang bangsa Indonesia menjadi modal
dasar dari kemampuan berdagang. Sehingga pada awal abad masehi bangsa Indo-
nesia sudah turut ambil bagian dalam jalur perdagangan internasional.
Dengan uraian materi tersebut, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham,
dapat dilanjutkan kembali pada uraian materi selanjutnya.
5) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sejak zaman Neolithikum, masyarakat Indonesia telah megenal pengetahuan yang
tinggi, dimana masyarakat telah dapat memanfaatkan angin musim sebagai tenaga
penggerak dalam aktivitas perdagangan dan pelayaran juga mengenal astronomi
atau ilmu perbintangan sebagai petunjuk arah pelayaran atau sebagai petunjuk waktu
dalam bidang pertanian.
Selain berkembangnya ilnu pengetahuan, teknologi juga dikenal oleh masyarakat
prasejarah terutama pada zaman perundagian, yaitu teknologi pengecoran logam.
Sehingga pada masa perundagian masyarakat sudah mampu menghasilkan alat-
alat kehidupan yang terbuat dari logam.
Demikianlah uraian tentang corak kehidupan masyarakat prasejarah dalam
penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk selanjutnya Anda
dapat mempelajari uraian materi berikutnya.
6) Kesenian
Kesenian dikenal oleh masyarakat prasejarah sejak zaman Mesolithikum yang
dibuktikan dengan adanya lukisan-lukisan pada dinding-dinding gua. Untuk
selanjutnya kesenian mengalami perkembangan yang pesat pada zaman Neolithikum,
karena pada masa bercocok tanam terdapat waktu senggang dari menanam hingga
panen. Yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyalurkan jiwa seni, dari seni
membatik, gamelan bahkan wayang.
Dari uraian tersebut maka dapatlah disimpulkan bahwa seni membatik, gamelan
dan wayang adalah kesenian asli bangsa Indonesia.
Untuk selanjutnya agar Anda mudah memahami seluruh corak kehidupan masyarakat
prasejarah, maka simaklah bagan berikut ini
Setelah Anda menyimak bagan di atas, maka berarti uraian materi tentang ciri dan
corak kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia telah usai Anda pelajari. Untuk
selanjutnya Anda dapat mengerjakan latihan soal kegiatan belajar 2 ini.
KEGIATAN 1
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
2. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah.
3. Bentuk soal terdiri dari :a. Pilihan berganda 10 soal.
b. Essay 2 soal.
I. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar
1. Perhatikan data berikut.
a) Hidupnya berkelompok kecil
b) Nomaden
c) Belum mengenal cara memasak
d) Menetap dan hidup teratur
e) Sudah mengenal kesenian
Dari data di atas, yang merupakan ciri-ciri kehidupan manusia pada jaman berburu
danmengumpulkan makanan adalah nomor ....
a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4
b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5
c. 1, 2, 5
2. Tempat menetap masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
adalah ....
a. Rumah-rumah panggung d. Rumah-rumah gubuk
b. Rumah-rumah di atas pohon e. Gua-gua di pedalaman
c. Tepi-tepi sungai
3. Bukti pada zaman Mesolithikum manusia telah mengenal kesenian adalah .
a. Adanya hasil kebudayaan prasejarah
b. Banyaknya penemuan kapak pebble
c. Adanya kapak-kapak yang terbuat dari chalcedon
d. Penemuan lukisan pada dinding-dinding gua
e. Ditemukannya perhiasan
4. Perhatikan data berikut.
a) Hidupnya sedenter
b) Mengenal pemujaan terhadap roh
c) Food Gathering tingkat lanjut
d) Masyarakatnya teratur
e) Mengenal pembuatan alat-alat dari logam
Dari data di atas, yang merupakan ciri-ciri kehidupan manusia pada jaman bercocok
tanam adalah nomor ....
a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4
b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5
c. 1, 2, 5
5. Sistem pertanian dengan penebangan pohon dalam jangka waktu tertentu dan diolah
menjadi pertanian sederhana disebut dengan ....
a. Sawah d. Irigasi sederhana
b. Ladang e. Huma
c. Tumpang sari
6. Pemujaan terhadap arwah nenek moyang didasarkan atas kepercayaan ....
a. Animisme d. Manaisme
b. Dinamisme e. Totemisme
c. Monotheisme
7. Perdagangan barter dikenal oleh masyarakat prasejarah sejak jaman ....
a. Palaeolithikum d. Mikrolithikum
b. Mesolithikum e. Megalithikum
c. Neolithikum
8. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat dan keahlian khusus tempat mengolah
logam dikenal dengan sebutan ....
a. A cire perdue d. Pande besi
b. Bivalve e. Pengecoran
c. Perundagian
9. Sistem kepercayaan dikenal pertama kali sejak jaman ....
a. Palaeolithikum d. Mikrolithikum
b. Mesolithikum e. Megalithikum
c. Neolithikum
10. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat prasejarah berasal dari rumpun bahasa ....
a. Austronesia d. Mikronesia
b. Melanesia e. Mongolia
c. Polinesia
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan Primus Inter Pares?
2. Sebutkan dua ciri-ciri kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat lanjut!
3. Sebutkan 3 hasil kebudayaan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat awal!
4. Sebutkan bukti-bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki kemampuan berlayar!
Dengan mengerjakan latihan-latihan soal-soal tersebut di atas, mudah-mudahan Anda
semakin memahami uraian materi pada kegiatan belajar 1 ini, dan untuk menilai kebenaran jawaban Anda, dapat Anda cocokkan dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini.
BAB II
PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN INDONEISA
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia
Indikator
1. Membandingkan proses migrasi ras bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide Indonesia.
2. Mengidentifikasi pengaruh budaya Bacson, Hoa - Bihn, dan Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia.
3. Mengidentifikasikan peninggalan perunggu di Indonesia.
4. Mendiskripsikan teknik pembuatan peninggalan perunggu di Indonesia
Migrasi penduduk besar-besaran ke wilayah Indonesia dari Hindia Belakang diyakini setidak-tidaknya terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran pertama, beberapa abad sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang hidup di daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi besar-besaran kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan dataran rendah dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu. Ras di Indonesia sebagian besar adalah ras Sinida dari rumpun bangsa Mongoloid mendiami Daratan Indonesia bagian Barat dan Daratan Indonesia Bagian Tengah; sebagian kecil, terutama di Daratan Indonesia Bagian Timur didiami oleh ras Melanesia dari rumpun bangsa Australoid.
Imigran ke Indonesia terutama dari China tenggara, merupakan penduduk keturunan asing yang terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula pendatang dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua terbanyak dan disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari Eropa. Suku bangsa pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia adalah suku Jawa dan disusul oleh suku Sunda.
Melayu Proto
Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Melayu diperkirakan berlaku pada 2500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju daripada orang Negrito, ditandai dengan kemahiran bercucuk tanam.
Melayu Deutro
Perpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan orang Melayu kuno yang kedua yang berlaku pada 1500 SM. Mereka merupakan manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran berlayar.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara
bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina
dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan
rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang
pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk
golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke
Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
Melayu Tua (Proto Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang ketiga, dengan ciri berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang dari Tionghoa bagian Selatan (Yunan), mendiami Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB.
Melayu Muda (Deutro Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang keempat, dengan ciri berkulit sawo matang agak kuning, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang melalui Semenanjung Malaya, mendiami Sumatra, Kalimantan (Dayak), dan Sulawesi.
A. Proses migrasi ras bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide Indonesia.
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 13 yang merupakan peta yang menunjukkan rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
3. Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah Kepulauan Indonesia sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
a. Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciriciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
b. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
c. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
B. Pengaruh Budaya Bacson, Hoa - Binh, dan Dong Son terhadap Perkembangan
Budaya Masyarakat Awal di Kepulauan Indonesia.
1) Budaya bacson-hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh ini di gunakan sejak tahun 1920 an , yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat alat baru yang khas dengan ciri dipangkas pada salah satuatau dua sisi permukanya. Ciri khas nya adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali kiranglebih satu kepalan dan sering kali seluruh tepianya menjadi bagian yang tajam . Hasil penyerpihannya menunjukan macam macam bentuk yaitu lonjong segiempat, segitiga , beberapa diantaranya mempunyai bentuk berpinggang
Penemuan alat dari batu paling banyak di temukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah vietnam utara , yaitu bachson di pegununga hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh ini di gunakan sejak tahun 1920 an , yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat alat baru yang khas dengan ciri dipangkas pada salah satuatau dua sisi permukanya. Ciri khas nya adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali kiranglebih satu kepalan dan sering kali seluruh tepianya menjadi bagian yang tajam . Hasil penyerpihannya menunjukan macam macam bentuk yaitu lonjong segiempat, segitiga , beberapa diantaranya mempunyai bentuk berpinggang . Penemuan alat dari batu paling banyak di temukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah vietnam utara , yaitu bachson di pegunungan hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh di Indonesia
Wilayah Indonesia
S U M A T R A
J A W A
S U L - SEL
Di temukan di daerah lokhsumawe dan medan, benda itu berhasil di temukan pada bukit bukit sampah kerang yang berdiameter sampai 100 meter dan kedalaman 10 meter lapisan tersebut di selingi dengan tanah dan abu
di temukan di lembah sungai bengawan solo peralatan batu yang di temukan jauh lebih tua di bandingkan yang di temukan di sumatra . Pembuatanya masih sangat sederhana dan belum di asah ( perlatan yang di gunakan oleh pithecantropus erectus)
Di temukan alat dari batu berasal dari kala holosin dan pleistosin alat batu toalian ini di perkirakan berasal dari 7000 tahun yang lalu kemungkinana kemunculannya bertumpang tindih dengan budaya tembikar di kawasan tersebut
2) BUDAYA DONG SON
Pembuatan perunggu di Vietnam Utara dimulai sekitar 2500 smdan dihubungkan dengan budaya Dong Dau dan Go Mun . Penemuan kebuadayaan Dong Son sangat penting karena benda benda logam yang di temukan di daerah Indonesia umunya bercorak Dong Son , bukan bercorak India maupun china . ( Dong Son wilayah Vietnam utara ) , tidak kurang dari 56 nekara berhasil di temukan di daerah pulau Sumatra , Jawa Maluku Selatan . Nekara makalaman dari pulau sageang ( Indonesia) nekara ini berhiaskan orang yang berpakain dinasti Cina , Kushan ( India Utara ) , Satvahana ( India tengah ) nekara itu diperkirakan berasal dari daerah Funan yang sudah terpengaruh budaya India. Cara pembuatan barang barang Dong Son yaitu dengan membuat benda benda dari lilin , kemudian lilin itu di balut dengan tanah liat , dibakar kemudian lilin dituang keluar dan dalam tanah liat diberi cairan logam
Artefak hasil kebudayaan dong son yang di temukan di luar negeri ( Vietnam )
3) BUDAYA SA HUYNH
Budaya Sa Hyunh yang berasal dari Vietnam bagian selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia yang kemungkinan berasal dari daerah kepulauan Indonesia .
Dari sudut pandang Indonesia , keberadaan orang-orang Cham dekat dengan pusat pusat penemuan benda benda logam di Vietnam utara pada akhir massa prasejarah mempunyai arti yang sangat penting karena mereka adalh kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia .
Dengan demikian benda benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur jalur antara lain :
Melalui jalur darat yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke kepulauan Indonesia
Melalui jalur laut yaitu dengan menyebrangi lautan dan terus tersebar di daerah kepulauan Indonesia .
kebudayaan Sa Huyn ini memiliki banyak persamaan dengan tempayan kubur di temukan di wilayah laut Sulawesi . Hal ini di perkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting anting batu bertonjolan ( ’’ LINGLING-O’’) kebudayaan Sa Huynh yang sering di temukan antara lain adalah sekop , tembilang , kapak , sabit , pisau bertangkai , kumparan tenun, cincin dan gelang berbentuk spiral .
4) Budaya India di Indonesia
Upaya upaya yang di lakukan orang orang India dalam penyebaran budayanya sangat berbeda , yaitu melalui hasil karya sastra . Hasil karya sastra yang berupa bahasa sansekerta dan bahasa tamil. Berkembangnya budaya India di Indonesia melalu jalur perdagagangan dan Indonesia sebagai tempat peristirahatan .
Pengaruh india berhasil masuk dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia . Hal ini di buktikan dengan keberadaan masyarakat Indonesia yang beragama Hindhu dan Budha , serta berdirinya kerajaan - kerajaan di Indonesia yang bercorak Hindu Buddha
5) Perkembangan budaya logam di Indonesia
a . Tahap logam awal di Sumatra
Pada dataran psemah di sumatra selatan banyak di temukan kubur batu dari tradisi megalitikum Vander Hoop (1932) berhasil menemukan kubur petri batu di daerah tegur wangi , benda banda yang di temukan di dalm kubur batu tersebut adalah spirah perunggu , sebuah peniti emas dan sebuah tombak besi yang sudah rusak. Beberapa relief juga menunujukan pertempuran manusia melawan hariamau atau ular . Sedangkan gajah dan kerbau di pahatkan sebagai hewan yang telah dapat di kendalikan oleh manusia.
b . Tahap Logam Awal di Jawa
Di pulau jawa banyak terdapat situs situs peninggalan logam tahap awal , terutama dalam hubunganya antara peti batu dan sarkofagus . Dalam penelitianya Vander Hoop(1935) di daerah gunung kidul dekat wonosari , jawa tengah membuktikan bahwa pada kubur – kubur peti batu atau sarkofagus itu juga di temukan bekal kubur berupa peralatan dari logam seperti : pisau bertangkai , belatiu , kapak , dan pahat .
Situs situs jawa lainya yang menghasilkan benda budaya tahap logam awal terdapat di daerah leuwiliang dekat bogor jawa barat dan di daerah pejanten sebelah selatan jakarta dan di dalamnya di temukan satu anting anting perunggu dan topeng dari logam mulia yang belum dapat dapat di Identifikasikan
c . Tahap Logam Awal di Bali
Penemuan logam tahap awal di bali karena dikaitkan dengan bekal kubur dan sarkofagus yang cukup banyak di bali. Benda benda logam yang di temukan seperti benda benda yang terbuat dari besi walaupun bentuknya sudah tak jelas . Namun benda benda lainya yag berhasil di temukan seperti perhiasan , selubung tangan dari kawat perunggu , serta alat alat pernuggu yang terbuat dengan bentuk sabit dan hati daerah daerah tempat penemuanya seperti daerah agilimanuk di temukan tombak besi , pisau belai besi bergagang perunggu , manik kaca emas dan lain lain .
d . Tahap Logam Awal di Sumba
Yang paling umum benda benda logam di suba adalah bekal kubur yang biasany berupa manik manik gelang . Tapi hal ini bukan bukanberarti logam di sumba hanya sebagai bekal kubur melainkan seperti yang lain juga yaitu untuk rumah tangga , bertani , berkebun juga lain lain .
e . Tahap Logam Awal di Talaud dan Maluku Utara
Penguburan dalam tempayan di temukan oleh ppara ahli yaitu di goa kecil leang buidane( pulau salebabu dalam khawasan kepulauan talaud ) , yang di tempatkan di lantai gua di temukan kapak corong , patahan galang .
sedangkan di MALUKU utara juga ditemukan makam tempayan yang di dalamnya terdapat manik manik kaca , mata uang cina , dan pecahan kerang besar
f. Tahap Logam Awal di Sulawesi
Penemuan logam di sulawesi yaitu dengan di temukannya kubur tempayan . . Sementara itu di sulawesi tenga juga di temukan jenis tempayan kubur pada tempayan tersebut juga di temukan benda benda logam sebagai bekal kubur . Daerah tempat tempayan kubur yaitu di daerah bada sebalah barat danau poso . Pada derah ini berhasil di temukan tembikar berpola hias dan berukir
Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran
teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak.
C. Teknik Pembuatan Alat-alat dari Logam/Perunggu
Teknik pembuatan benda benda dari logam pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu:
1. Teknik
a cire perdue caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan
lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan
tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin
yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian
bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu,
dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang
dikehendaki.
2. Teknik bivalve caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat
dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda
yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.
Dari penjelasan di atas, diskusikanlah bersama teman-teman Anda untuk menentukan
diantara 2 teknik tersebut yang lain lebih efektif dan efisien, dan kemukakan alasannya.
Hasil diskusi Anda, dapat Anda tunjukkan pada Guru ! Untuk selanjutnya hasil terpenting kebudayaan logam/perunggu di Indonesia akan disajikan pada uraian materi
berikut ini.
D. Kebudayaan Perunggu di Indonesia
a. Kapak Corong
Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan
kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai
untuk tempat tangkai kayu .
Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan
dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.
Untuk lebih memahami bentuk kapak corong, silahkan Anda amati gambar 1.10
berikut ini.
Setelah Anda meng-amati gambar 1.10 , apakah sebelumnya Anda pernah melihat
bentuk kapak corong di lingkungan rumah sekitar Anda?
Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada
yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrosa yang bentuknya sangat
indah dan dilengkapi dengan hiasan.
Untuk mengetahui bentuk candrosa, silahkan Anda amati gambar 1.11 berikut ini.
Gambar 1.11. Berbagai bentuk Candrosa
Setelah Anda mengamati gambar 1.11, apa yang terlintas dalam pikiran Anda tentang
fungsi dari kapak candrosa tersebut?
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu candrosa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/
pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat
upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
Daerah penyebaran kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, pulau Selayar serta Irian dekat Danau
Sentani.
Setelah uraian materi tentang kapak corong maka untuk mengukur tingk
pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini.
1. Nama lain dari kapak corong adalah ....
2. Kapak corong yang salah satu sisinya berukuan panjang disebutdengan ....
3. Teknik pembuatan kapak corong adalah ....
4. Fungsi dari kapak corong adalah (a) ...; (b) ....
5. Fungsi dari candrosa adalah (a) ...; (b) ....
Seyogyanya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar tingkat
pemahaman Anda terukur! Setelah Anda menuliskan jawabannya, maka cocokkan
jawaban yang Anda tulis dengan kunci jawaban berikut ini.
1. Kapak Sepatu
2. Candrosa
3. Cire perdue
4. a. Alat pertanian
b. Alat membelah kayu
5. a. Tanda kebesaran kepala suku
b. Alat upacara
Sudah puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah puas, maka
berarti Anda sudah paham dengan uraian materi tersebut. Untuk itu pelajari kembali
uraian materi berikutnya.
b. Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya
semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian
tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap
sesuatu yang suci. Dari pernyataan tersebut, tentunya Anda bertanya mengapa nekara
dianggap suci?
Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga
apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai
sebagai bekal kubur.
Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja
antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai
genderang perang dan dipakai sebagai alat memanggil hujan.
Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau
Selayar.
Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam
sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan
kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang
ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di
desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis
tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure
Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut
dinamakan nekara Bulan Pejeng.
Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut
dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai
mas kawin atau jujur.
Untuk mengetahui bentuk moko dan nekara, silahkan
Anda amati gambar 1.12 berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.12, coba Anda bandingkan ragam hias yang
terdapat pada nekara dan moko tersebut!
Untuk selanjutnya tugas Anda adalah tentukan teknik pembuatan nekara dan moko!
Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Proses pembuatan nekara dan moko adalah .........
Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia, tetapiada
pula yang berasal dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara
yang terbuat dari batu di desa Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di
dalam pure desa tersebut.
Setelah pembahasan tentang kapak dan nekara, mudah-mudahan konsep
pemahaman Anda tentang sejarah sebagai sebuah ilmu tentang waktu semakin jelas.
Karena apa yang dihasilkan oleh masyarakat terus mengalami perkembangan dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dapat Anda ketahui
melalui hasil-hasil budaya perunggu yang akan disajikan pada materi berikut ini.
c. Arca perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk
beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada
bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk
menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil
dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung.
Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang
(Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang arca perunggu, maka amatilah gambar
1.13 berikut ini.
Gambar1.13. Arca Perunggu.
Setelah Anda mengamati gambar 1.13, coba Anda bandingkan arca perunggu
tersebut dengan liontin kalung pada masa sekarang.
d. Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Ma-
dura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng.
Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah
berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang bejana perunggu maka berikut ini
disajikan salah satu gambar bejana yang ditemukan di Kerinci. Silahkan Anda amati
gambar 1.14 berikut ini. Setelah Anda mengamati gambar 1.14 mungkin Anda ingin bertanya fungsi dari bejana tersebut?
Gambar 1.14. Bejana Perunggu
dari Kerinci.
Sampai sekarang fungsi bejana perunggu tidak diketahui secara pasti, kemungkinan di-sebabkan penemuan bejana yang terbatas maka mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat prasejarah.
e. Perhiasan Perunggu
Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu
seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk
perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil
dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat
tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.
Untuk mengetahui bentuk perhiasan perunggu tersebut dapat Anda amati gambar
1.15 berikut ini.
Gambar 1.15. Perhiasan Perunggu.
Di samping perhiasan perunggu seperti yang Anda lihat pada gambar 1.15, juga
terdapat perhiasan yang lain yang terbuat dari kaca yang disebut manik-manik.
f. Manik manik
Manik -manik yang berasal dari jaman
perunggu ditemukan dalam jumlah yang
besar sebagai bekal kubur, sehingga
memberikan corak istimewa pada zaman
perunggu.
Untuk mengetahui bentuk manik-manik,
silahkan Anda amati gambar 1.16 berikut
ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.16 maka coba Anda bandingkan manik-manik
dari zaman perunggu dengan manik -manik pada zaman sekarang.
Bagaimana menurut Anda?
Pada zaman logam di samping berkembang kebudayaan perunggu, juga terdapat
alat-alat kehidupan yang terbuat dari besi, walaupun jumlahnya tidak banyak.
Jenis barang yang terbuat dari besi tersebut antara lain kapak, sabit, pisau, cangkul,
pedang, tongkat dan tembilang.
Daerah penemuan benda tersebut antara lain Bogor, Wonosari, Ponorogo dan
Besuki.
Setelah uraian materi contoh-contoh kebudayaan perunggu, maka untuk
mengembangkan wawasan Anda. Diskusikanlah bersama teman-teman Anda.
Apakah bahan dasar untuk membuat alat-alat dari perunggu dan besi berasal dari
Indonesia?
Tulislah jawaban dari hasil diskusi Anda, kemudian tanyakanlah kebenarannya kepada
Guru Anda!
Selanjutnya agar Anda mudah memahami uraian materi kebudayaan zamanlogam
maka simaklah ikhtisar kebudayaan logam pada tabel 1.7 berikut ini.
Tabel 1.7 IKHTISAR KEBUDAYAAN LOGAM
Jenis kebudayaan Logam Hasil kebudayaan Daerah penemuan/
penyebaran Manusia pendukung
P
E
R
U
N
G
G
U
Kapak corong/sepatu
Nekara/moko
Arca perunggu
Bejana perunggu
Perhiasan Sentani,Rote, Sulawesi,Bali,Jawa
Sumatera,Jawa,Bali,Selayar,
Kei,Alor
Bangkinang(Riau), Bogor,
Palembang,Makasar
Sumatera(danau Kerinci),
Madura
Bogor,Malang,Bali Deutro Melayu
Minang,
Jawa,
Bali,
Bugis
Kaca Manik-manik Kalimantan,Irian
Besi Kapak,sabit
Cangl,pedang
Pisau,tongkat
tembilang Bogor, Wonosari, Besuki.
Ponorogo
Setelah Anda menyimak ikhtisar logam pada tabel 1.7 maka untuk
mengukur tingkat pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan
berikut ini.
1. Fungsi dari nekara adalah
a. ...
b. ...
c. ...
2. Nekara terbesar dari pulau Bali ditemukan di daerah ....
3. Nekara dari pulau Bali disebut dengan ....
4. Nekara dari pulau Alor disebut dengan ....
5. Fungsi nekara dari Pulau Alor adalah
a. ....
b. ....
6. Arca perunggu kecil berfungsi sebagai ....
7. Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di daerah ....
8. Cincin yang bentuknya kecil pada zaman logam menurut dugaan berfungsi
sebagai ....
9. Manik-manik yang berasal dari zaman logam sebagian besar ditemukan
sebagai....
10. Corak istimewa dari zaman perunggu adalah ditemukan ....
Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Apakah Anda
sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah puas, silahkan Anda kembali
mempelajari uraian materi berikutnya.
BAB III
ASAL USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA
DI KEPULAUAN INDONESIA
Standar Kompetensi: 2. Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia.
Kompetensi Dasar: 2.3 Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan
Indonesia
Indikator
1. Menjelaskan tentang asal-usul manusia di kepulauan Indonesia.
2. Menganalisis persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
3. Mendeskripsikan perkembangan teknologi dan sistem kepercayaan awal masyarakat Indonesia
A. Teori Kehidupan di Bumi
Perkembangan bumi dapat diketahui melalui penelitian geologi, yaitu penelitian tentang lapiosan kulit bumi. Perhatikan bagan pembagian zaman berdasarkan geologi di bawah ini :
Pembabakan zaman kehidupan di bumi dengan ciri-ciri seperti tabel di bawah ini :
ARKAEZOIKUM Zaman tertua 2500 jt tahun lalu bumi dlam proses pembentukan , kulit bumi sangat panas , tidak ada tanda kehidupan
ALEOZOIKUM Zaman sekitar 340 jt tahun lalu , keada bumi terus berubah , kehidupan mikroorganisme mulai muncul , ada aves,amfibi,reptil & disebut zaman primer
MESOZOIKUM Zaman 140 jt tahun lalu ,perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang yang hidup sangat besar ( - saurus ) , & disebut dengan zaman reptil
NEOZOIKUM Zaman di mana terdapat manusia dimana terdapat zaman tersier & kuarter ( kala plestosin ) dan ( (kala holosin )
B. ASAL USUL DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
Berdasarkan kesimpulan para pakar, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia purba, seperti Pithecatropus erectus, homo soloensis, ataupun Meganthropus palaeojavanicus. Hal ini disadari pada pendapat bahwa jenis-jenis manuisa purba sudah terlebih dulu punah sejak ribuan tahun yang lalu. Setelah kepunahan manusia-manusia purba tersebut kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dari ras Austronelanosoid yang diperkirakan berasal dari teluk Tonkin, Yunan.
Cara untuk mengetahui asal usul nenek moyang Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai analisis, antara lain dengan menelisuti persebaran rumpun bahasa dan persebaran hasil-hasil budayanya.
Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa melayu Austronesia. Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas, mulai dari Madagaskar di Afrika sampai Melanesia dan Polinesia di Samudra Pasifik. Penggunaan bahasa Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang menggunakan bahasa tersebut.
Berdasarkan penemuan bukti-bukti sejarah di berbagai wilayah di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa penyebaran hasil budaya nenek moyag banghsa Indonesia berlangsung melalui dua jalur. Jalur Barat dan jalur Timur. Salah satu hasil budaya manusia purba yang memiliki pola penyebaran tertentu di Indonesia adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Kedua jenis kapak ini merupakan benda prasejarah zama Neolihikum. Jika dirunut berdasarkan jalir penyebarannya, kapak persegi bamyak ditemukan di daerah Teluk Tonkin, Malaysia, Sumtera, Jawa, Kalimantan. Sedangkan kapak lonjong banyak ditemukan di Indie, Myanmar, Cina, jepang, filipina, Minahasa, halmahera, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Pada zaman batu besar (Megalitjikum0, hasil-hasil budaya yang ditemukan di Indonesia adalah menhir, dolmen, keranda, kubur batu, arca batu, serta punden berunda.Penyebaran hsil budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman ini tidak memperlihatkan pola-pola tertentu. Hal tersebut berbeda dengan penemuan kapak persegi dan kapak lonjong yang memperlihatkan pola dan jalur penyebaran yang jelas.
Penyebaran hasil budaya ini seiring dengan penyebaran manusia purba di Indonesia.
Bangsa melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Bangsa proto melayu
Bangsa ini masuk melalui Indonesia melalui dua jalan yaitu jalan barat(semenanjung melayu dan Sumatera ) dan timur (Filipina ke Sulawesi dan tersebar ke seluruh Indonesia ) mereka setingkat lebih tinggi dari homo sapiens budayanya adalah kapak lonjong dan persegi. Pada masa sekarang maih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti ( Dayak, Toraja, Batak, Papua )
2) Bangsa Deutro melayu
Bangsa ini masuk ke Indonesia secara begelombang . Masuk melalui jalan barat , semenanjung Malaya ke Sumatera dan akhirnya ke seluruh Indonesia ( keturunan Deutro Melayu adalah suku bangsa Jawa, Melayu, Bugis, Minang ) . Benda- benda hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam dan mereka setingkat lebih tinggi peradabanya di bandingkan Proto Melayu ). Hasil budayanya : ( kapak corong , nekara , bejana perunggu dan lain lain )
Arah Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dari Yunan
C. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN SISTEM KEPERCAYAAN AWAL
MASYARAKAT INDONESIA
a. Masyarakat berburu dan berpindah-pindah
1. Perkembangan teknologi :
a. Kehidupan masih sangat sederhana
b. Peralatan yang mereka ciptakan juga masih sederhana
c. Alat-alat tersebut terbuat dari bahan-bahan yang ada di liongkungan mereka seperti batu, kayu, tulang, dan tanduk rusa
d. Peralatan dari tulang dan tanduk rusa digunakan untuk mencabut ombi-umbian atau menikam binatang buruan
e. Peralatan utama adalah kapak perimbas (chopper) dan kapak penetak (chopping tool)
2. Sistem kepercayaan:
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat Indonesia berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan yang dapat dirinci sebagai berikut :
a. Kepercayaan ,masyarakat pada dewa-dewa tergambar pada lukisan di dinding gua
b. Lukisan itu juga mengandung arti kekuatan atau simbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat
c. Lukisan itu juga berkaitan dengan keperluan ilmu perdukunan, misalnya untuk meminta hujan dan kesuburan atau memperingati suatu kejadian penting
b. Masyarakat bercocok tanam dan beternak
Dalam khidupan menetap manusia sudah dapat meghasilkan sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya, walaupun tidak seluruhnya. Namun demikian, dalam kehidupan menetap pola pikir manusia terus berkembang dan semakin maju
1) Perkembangan tekmologi pada masa menetap dapat dirinci sebagai berikut :
a. Mereka telah mampu membuat tempat untuk memasak dan menyimpan makanan
b. Tempat memasak tersebut dari tanah liat yang dibakar (gerabah)
c. Alat-alat penunjang dari batu sudah diperhalus
d. Sudah memuat peralatan dari batu indah (kalsedon), batu api dan batu lainnya
2) Sistem kepercayaan
a. Telah mempunyai pandangan tertentu terhadap kehidupan setelah kematian
b. Mereka mulai memberi penghormatan terakhir yang layak kepada orang yang meninggal
c. Mereka beranggapan bahwa orang yang meninggal akan pergi ke suatu tempat di dunia lain
d. Sebagai bekal untuk perjalanan yang jauh, anggota keluarganya menyertakan barang-barang tertentu bagi kehidupan mereka kelak di dunia lain
e. Apabila orang yang meninggal memiliki kekuatan lain atau berilmu, diharapkan jiwa orang tersebut masih dapat berhubungan dengan masyarakat yang ditinggalkannya, terutama untuk dimintai nasihat dalam memutuskan masalah
c. Masyarakat perundagian
1) Perkembangan tekmologi
Pada zaman ini, teknik peleburan biji logam, pembuatan benda-benda dari logam (tembaga, perunggu, dan besi), dan pembuatan rumah juga ditemukan
2) Sistem kepercayaan
a. Inti kepercayaan mereka adalah pemujaan kepada roh nenek moyang
b. Kepercayaan ini terus berkembang dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
c. Setiap tindakan atau kegiatan masyarakat yang dianggap penting harus didahului dengan upacara atau persembahan kepada nenek moyang
d. Kepercayaan dalam masyarakat perundagian mempunyai kedudukan yang sangat penting (terbukti dengan ditemukannya berbagai alat yang dipakai untuk melaksanakan upacara dan bangunan-banguan pemujaan)
Dari uraian di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah merasa paham, silahkan Anda jawab pertanyaan berikut ini! Nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah..
1. Rumpun bangsa yang masuk ke wilayah Indonesia pada zaman Neolithikum adalah .........................
2. kebudayaan yang didukung oleh rumpun bangsa Deutro Melayu dikenal dengan kebudayaan ................................
3. Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa ..........
4. Tiga tahap persebaran masyarakat purba di Indonesia adalah .......
Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawabannya terlebih dahulu, sebelum Anda selesai menjawab seluruh pertanyaan yang disajikan. Dan selanjutnya Anda dapat mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban di bawah ini.
1. Teluk Tonkin
2. Rumpun bangsa melayu tua (proto Melayu)
3. Kebudayaan Dong Son
4. Melayu Austronesia
5. Mesolithikum, Neolithikum, Zaman Perundagian
DAFTAR PUSTAKA
Soekmono R, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I, Yogyakarta: Kanisius,1973.
Chalif Latig, Irwin Lay, Atlas Sejarah, Jakarta: Pembina Peraga, 1993.
Depdikbud, Album Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Jakarta: Direktorat
Perlindungan dan Pembinaan, 1991.
Kuntowiryo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995.
William. A. Haviland & R.G Soekadijo, Antropologi I, Jakarta: Erlangga, 1988.
Kompas, Jumat, 8 Desember 2000 halaman 32
Alfia Magdalia, dkk, Sejarah untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Esis, 2007
Badrika I Wayan, Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMA untuk kelas X, Jakarta:
Erlangga, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar